Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indofood Akan Kampanyekan Indomie Aman

Kompas.com - 14/10/2010, 19:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Produsen mi instan Indomie, PT Indofood Sukses Makmur, akan menyosialisasikan ke masyarakat mengenai Indomie yang aman dikonsumsi. Hal ini dilakukan pascarazia Indomie di Taiwan yang diduga mengandung bahan pengawet methyl p-hydroxybenzoate.

Sosialisasi dilakukan bersama Pusat Informasi Produk Makanan dan Minuman Indonesia (PIPMMI ) untuk menghilangkan keresahan masyarakat. "Kami sudah melakukan sosialisasi dari mulut ke mulut sampai ke daerah, dan akan kami lakukan sosialisasi lewat radio juga," kata Wakil Presiden Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Fransiscus Welirang dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI di Gedung DPR/MPR RI Jakarta, Kamis (14/10/2010).

Menurutnya, langkah pemerintah sudah tepat dan cepat dalam mengantisipasi soal isu kandungan bahan pengawet Indomie. "Meski seolah-olah dikesankan Indofood membayar. Dalam hal ini, pemerintah sudah menjalankan tugasnya, dan kami akan berpartisipasi," kata Franky.

Razia Indomie di Taiwan gara-gara otoritas setempat menemukan kandungan methyl p-hydroxybenzoate pada kecap dan bumbu Indomie. Bahan pengawet semacam ini dilarang di Taiwan. Di Indonesia menggunakan bahan berbeda untuk dijadikan pengawet, yakni methyl p-hydroxybenzoate. Ini yang tak banyak dipahami masyarakat.

"Bahan pengawet ini tidak berbahaya karena sesuai standar internasional. Dan kita semua tahu, sangat normatif di negara tertentu menggunakan syarat dalam perdagangan dan itu bermacam-macam syaratnya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com