Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilau Emas Bakal Tetap Bersinar

Kompas.com - 02/01/2011, 15:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengujung tahun 2010 diwarnai beberapa rekor tertinggi harga komoditas, seperti emas, perak, minyak sawit mentah, batu bara, dan tembaga. Analis Indosukses Futures, Herry Setiawan, mengatakan, tahun ini komoditas yang paling cemerlang adalah logam mulia, emas dan perak. Sementara komoditas lain yang mengikuti adalah komoditas pangan, lalu sektor energi.

Dia bilang, permintaan dari China dan India adalah salah satu faktor yang memicu terjadinya kenaikan harga logam mulia. GFMS LTD mencatat, India sebagai negara dengan permintaan emas konsumen tertinggi pada kuartal III-2010. Permintaan emas konsumen di negara tersebut mencapai 229,5 ton, naik 33,89 persen dibandingkan dengan permintaan pada kuartal II-2010 yang sebesar 171,4 ton.

Pada periode yang sama China ada di peringkat kedua permintaan terbesar, dengan permintaan emas konsumen sebesar 146, 4 ton dan disusul di peringkat ketiga permintaan emas dari Timur Tengah sebesar 77,6 ton.

GFMS juga mencatat kenaikan permintaan emas untuk investasi. Pada kuartal III-2010 permintaan China menempati urutan pertama dengan jumlah 45,1 ton, jumlah ini naik 24,24 persen dibandingkan dengan permintaan kuartal II-2010 yang sebesar 36,3 ton. Pada periode yang sama India berada di urutan kedua dengan jumlah permintaan sebesar 45,0 ton dan Amerika menempati urutan ketiga dengan permintaan sebesar 24,8 ton.

Herry memperkirakan, pada kuartal I dan kuartal II-2011 emas memiliki tren konsumsi yang sama seperti tahun 2010. Hal itu karena dollar AS masih dalam tren lemah dan Eropa masih belum memiliki solusi. Hingga kuartal II-2011 emas masih memiliki kesempatan naik. ”Trennya harga emas naik lalu turun lagi di tengah tahun karena harga sudah cenderung tinggi,” katanya.

Dia memperkirakan, emas naik hingga menyentuh ke posisi 1.500 dollar AS per troy ounce. Adapun harga batu bara juga masih bisa naik ke posisi 135 dollar AS-140 dollar AS per metrik ton. Namun, menurutnya, kenaikan harga CPO sudah tidak banyak, 1.200 dollar AS-1.250 dollar AS per metrik ton. Menurutnya, kenaikan harga komoditas pada tahun 2011 akan ditahan oleh kenaikan tingkat suku bunga yang diperkirakan akan dilakukan oleh negara-negara untuk mengatasi inflasi akibat kosumsinya meningkat. (Raka Mahesa W/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com