Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Cabai Minta Diterapkan HPP

Kompas.com - 02/02/2011, 08:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengungkapkan, para petani cabai sempat menuturkan keinginannya agar pemerintah menerapkan harga pembelian pemerintah (HPP) layaknya gabah. Mereka khawatir dengan gejolak harga cabai yang sempat melambung tinggi menembus Rp 100.000 per kilogram.

“Hal itu diungkapkan para petani saat kemarin sidak ke empat kabupaten sentra produksi cabai yang kita kunjungi yaitu Brebes, Majalengka, Garut dan Tuban,” kata Rusman, Selasa (1/2/2011).

Dari kajian BPS, lanjutnya, secara nyata memang produksi cabai terutama diakhir 2010 mengalami penurunan sangat drastis. Hal itu berakibat terganggunya suplai ke pasar.

Dia memaparkan, penurunan produksi cabai disebabkan beberapa alasan, seperti traumatik di petani. Berdasarkan pengalaman, harga cabai pernah mencapai Rp 3.000 per kg, padahal break event point cabai itu sekitar Rp 7.000 - Rp 8.000 per kg. Akibat rugi itu maka ada dampak psikologis seolah-olah membiarkan saja lahannya tidak ditanami cabai.

Petani juga tidak punya cukup modal untuk memutar kembali penanaman cabai. "Jadi mestinya pada saat itulah dia sangat memerlukan modal, karena hasil penjualan cabai tidak cukup membentuk akumulasi modal, sehingga ada pengurangan lahan penanaman cabai,” tuturnya. Perlu industri turunan

Alasan lainnya, lanjut Rusman, adalah anomali musim yang menyebabkan produktivitas menurun. “Kurang matahari ketika cabai siap dipanen, sehingga busuk, dan akhirnya mengundang berbagai penyakit seperti jamur. Apalagi cabai termasuk tanaman sensitif,” katanya.

Namun, saat ini para petani cukup beruntung. Pasalnya, petani bisa menjual cabai hingga Rp 40.000 per kg di daerah tersebut. Ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Tapi, Rusman menyebut, sejatinya para petani tidak nyaman harus menjual di harga tinggi, karena mata rantai perdagangan cabai cukup panjang yang bisa menyebabkan harga eceran di tingkat konsumen bisa mencapai Rp 100.000 per kg. Mereka mengatakan, di tingkat petani yang paling aman adalah di harga Rp 15.000 – Rp 20.000 per kg.

"Mereka ingin satu kepastian, satu stabilitas dari harga cabai itu, makanya mengusulkan ada HPP. Tapi persoalannya cabai tidak seperti beras, karena tidak bisa distok, nah ini berarti harus ada industri turunannya,” tandasnya. (Irma Yan/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Whats New
Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com