JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) mengungkapkan, operasi Kilang Cilacap, Jawa Tengah maupun proses pemadaman tangki yang terbakar di kompleks penyulingan minyak terbesar tersebut tidak terganggu akibat gempa berkekuatan 7,1 skala Richter.
"Tidak ada gangguan pada peralatan di kilang akibat gempa yang terjadi dini hari tadi," kata juru bicara Pertamina M Harun di Jakarta, Senin (4/4/2011).
Ia juga memastikan, proses pemadaman tangki ketiga 31-T7 masih terus dilakukan disamping isolasi tangki terdekatnya.
Gempa berkekuatan 7,1 SR dengan potensi tsunami mengguncang Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Senin, pukul 03.06.39 WIB.
Catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyebutkan, gempa berlokasi di 10,01 derajat lintang selatan dan 107,86 derajat bujur timur atau berada di 293 kilometer barat daya Kota Cilacap dengan kedalaman 10 kilometer.
Harun juga mengatakan, saat ini, dua dari tiga tangki yang terbakar yakni bernomer 31-T2 dan tangki 31-T3 sudah padam. "Sementara, tangki 31-T7. masih terus disemprot foam dan dilakukan isolasi serta pendinginan pada tangki 32-T104 yang berada di sebelah timur 31-T7," katanya.
Menurut dia, upaya isolasi dilakukan dengan menyemprotkan foam dan air secara terus menerus ke tangki 32-T104 untuk menjaga suhu cairan di dalam tangki di bawah 50 derajat Celcius.
Harun menambahkan, Pertamina juga telah mengalirkan produksi Kilang Cilacap ke Terminal Transit Lomanis yang terdiri dari minyak tanah sebesar 7.300 kiloliter, premium 13.000 kiloliter dan Solar 28.000 KL. "Dari Lomanis, selanjutnya BBM disalurkan melalui pipa ke Depot Padalarang, Ujung Berung, Tasikmalaya, Rewulu, dan Teras," katanya.
Ia menjamin, pasokan BBM dalam kondisi aman dengan volume stok premium, solar dan minyak tanah nasional dijaga pada level 3,2 juta kiloliter.
Sementara, produksi avtur dari Kilang Cilacap akan mulai dikapalkan pada Senin sebanyak 17.000 kiloliter ke Depot Manggis, Bali dan Soekarno-Hatta, Cengkareng.