Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ACFTA Bisa Menguntungkan?

Kompas.com - 13/04/2011, 07:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Penerapan Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China tak selalu berdampak negatif. Indonesia dan China sama-sama memperoleh keuntungan dari kesepakatan tersebut. Agar keuntungan yang diperoleh maksimal, Indonesia memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi, terutama menyangkut daya saing industri nasional.

Hal tersebut mengemuka dalam forum diplomatik bertema "Enhancing Sino-Indonesia Relations and One Year After ACFTA" di Jakarta, Selasa (12/4/2011). Acara tersebut dihadiri Duta Besar China untuk Indonesia, Zhang Qiyue; Direktur Utama Industrial Commercial Banking of China (ICBC) Indonesia Yuan Bin; Dirjen Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Gusmardi Bustami; dan dosen Universitas Indonesia, A Dahana.

Menurut Zhang Qiyue, kekhawatiran tentang ACFTA sudah muncul sejak setahun lalu. Namun, setelah satu tahun berjalan, kekhawatiran tersebut tak perlu dilanjutkan. Dampak positif sudah mulai dirasakan Indonesia dan China. "Neraca perdagangan Indonesia terus melonjak, begitu pun dengan negara kami. Saya lihat ACFTA telah berjalan dengan baik," katanya.

Meskipun begitu, lanjut Zhang, dalam waktu dekat Perdana Menteri China akan berkunjung ke Indonesia untuk membicarakan hambatan dan keluhan dalam pelaksanaan ACFTA. "Kedatangan beliau ke Indonesia akan membahas banyak hal. Salah satunya soal pelaksanaan ACFTA," katanya.

Sejak ACFTA diterapkan, jumlah perusahaan China yang menanamkan investasi di Indonesia juga bertambah. Hingga akhir 2010 terdapat lebih dari seribu perusahaan China yang tercatat di Indonesia, dengan investasi langsung mencapai 2,9 miliar dollar AS atau naik 31,7 persen dari tahun sebelumnya.

Gusmardi mengatakan, China merupakan mitra dagang terbesar bagi negara-negara ASEAN. ACFTA meningkatan neraca perdagangan Indonesia ke China, yakni sekitar 15 persen. "Memang impor juga naik, tetapi harus dilihat jenis barang yang diimpor. Sebagian besar berupa mesin-mesin dan bahan baku, yang menjadi investasi positif bagi manufaktur," ujarnya.

Menurut Yuan Bin, ICBC telah banyak menyalurkan pembiayaan ke Indonesia. Tidak hanya untuk pemain besar, tetapi juga kalangan usaha kecil dan menengah. Peran tersebut menjadi salah satu implikasi positif penerapan ACFTA.

Secara terpisah, Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar mengatakan, ACFTA jangan dilihat dari aspek perdagangan saja, tetapi juga investasi. "Tidak sepenuhnya ACFTA berdampak negatif. Ada sisi positif yang bisa diambil jika Indonesia mampu mengelola dengan baik. Buktinya, ekspor sepatu dan tekstil serta produk tekstil kita naik pesat pada 2010. Angkanya bahkan tertinggi sepanjang sejarah," katanya.

Mahendra menambahkan, untuk mengatasi dampak negatif, pihaknya akan segera melakukan pembicaraan dengan pihak China. (ENY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Whats New
Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Smartpreneur
Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Whats New
Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com