Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bebin, Sudah "Ngolong" Sejak Umur 10 Tahun

Kompas.com - 22/06/2011, 08:19 WIB

Waktu itu ia mengkritik mobil milik Barry."Saya nyetirin mobil dia, karena mau belajar bareng. Saya kritik , dia kaget karena saya ngerti mobil. Saya bilang karena sebelum umur 10 tahun sudah masuk kolong mobil," ujarnya. Memang, lanjut dia, setiap ada montir di rumah, ia selalu mengikut bongkar.

Barry mengajak Bebin bergabung ke Suzuki. Akhirnya, Mei 1990, ia pun luluh dengan ajakan dari Barry.  Bebin dipertemukan dengan Angky Camaro dan Subronto Laras. Kedua orang ini merupakan temannya dalam berdiskusi. "Dua orang inilah guru saya," sebutnya.

Selama 20 tahun, ia berkarir di perusahaan otomotif asal Jepang tersebut. Dalam memulai karirnya ini, ia rela untuk memulai dari awal di bagian marketing sebagai asisten manajer, tetapi merangkap di bagian sport otomotif. Ia pun pernah bekerja selama setahun di bagian servis. "Tahun 2000-an, saya dipindahkan ke bagian sparepart, khusus untuk menangani aksesoris," tambahnya, di mana saat itu aksesoris dijadikan sebagai profit center.

Ia mengaku selama bekerja dua dekade di perusahaan tersebut, ia seperti bermain, bukan bekerja. Hal yang sangat ia sesalkan yaitu ia lupa membuat dokumentasi berapa puluh varian mobil Suzuki yang sudah dibuatnya selama kurun waktu tersebut. "Ketika pekerjaan itu Anda jiwai, (Anda) nggak akan ingat waktu, nggak ingat gaji, nggak ingat apa-apa," ungkapnya sebagai alasan dari betahnya ia bekerja di Suzuki.

Konsentrasinya hanya satu, lanjut dia, yaitu bagaimana mengangkat nama Suzuki. Mengenai varian tersebut, ia pun bercerita bagaimana ia mengubah Suzuki Vitara 4x4 menjadi 4x2. Saat itu, ia meminta ijin dari Angky untuk merubahnya. "Saya membuat master list. Jadi barang apa saja yang nggak dipakai, dan barang apa saja yang harus dibuat," tuturnya.

Hasilnya, ia dan tim pun berhasil membuatnya. Menurutnya, itulah salah satu kebanggaan baginya. Ia pun akhirnya memimpin bagian ekspor sebelum pensiun dari Suzuki.

Hyundai tantangan

Kenapa akhirnya pindah ke Hyundai? Pada saat itu, ia memang menyebutkan sudah ingin keluar. Tetapi pilihan pada Hyundai, perusahaan yang memiliki posisi nomor empat di pasar otomotif dunia, ia mengaku melihatnya sebagai sebuah tantangan. "Siapa sih yang kenal Hyundai? Orang lebih kenal Atoz, daripada Hyundai. Nah, bagi saya ini sebuah tantangan," ujarnya.

Kembali pada target yang sama ia buat di Suzuki, yaitu bagaimana membesarkan nama Hyundai. Untuk hal tersebut, ia mengaku bukan pekerjaan yang mudah. "Gila kamu, Bin. Umur (53 tahun) segini mau tantangan lagi," sebutnya mengenai tanggapan dari teman-temannya ketika ingin memulai bekerja di Hyundai.

Ia pun berujar, suatu hari Hyundai Indonesia akan jadi besar. Sekalipun berada di bidang yang sama, kedua perusahaan ini pun memiliki kultur yang berbeda, karena berasal dari negara yang berbeda. Namun, ia menuturkan, kondisi awal ia bekerja di Suzuki ada kemiripan dengan kondisi Hyundai saat ini. "Di mana sebetulnya perusahaan ini memiliki kemampuan untuk bermanuver lebih cepat," ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com