Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Neraca Perdagangan RI-Brunei Masih Buruk

Kompas.com - 11/08/2011, 02:38 WIB

Manado, Kompas - Dampak krisis global tahun 2008 bagi perdagangan Indonesia-Brunei masih sangat terasa. Total nilai neraca perdagangan pada tahun 2010 hanya 727 juta dollar AS, padahal tahun 2008 tembus 2,46 miliar dollar AS. Neraca perdagangan juga defisit sangat tinggi, yakni sekitar 83 persen.

Nilai ekspor tahun 2010 hanya 61 juta dollar AS, sementara impornya 666 juta dollar AS. Total defisitnya 605,2 juta dollar AS. Selama lima tahun terakhir, nilai neraca perdagangan ke Brunei juga merosot, yakni sekitar 23 persen. Impor terbesar dalam bentuk minyak dan gas, sementara ekspornya berupa barang- barang konsumsi.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, neraca perdagangan 2006 sebesar 1,6 miliar dollar AS. Nilai neraca mencapai puncaknya pada 2008, yakni sebesar 2,46 miliar dollar AS. Masalah tersebut menjadi topik pembicaraan bilateral antara Indonesia-Brunei dalam pertemuan menteri ASEAN di Manado.

Direktur Kerja Sama Bilateral Kementerian Perdagangan Pradnyawati, seusai menghadiri pertemuan bilateral dengan Second Minister of Ministry of Foreign Affairs and Trade Brunei Darussalam Pehin Dato Lim Jock Seng, Rabu (10/8), mengatakan, tidak ada kesepakatan khusus terkait rendahnya neraca perdagangan.

”Kami hanya akan memaksimalkan mekanisme yang sudah ada, yakni lewat working group on trade and investment,” katanya.

Menurut dia, masih rendahnya nilai neraca perdagangan ke Brunei karena kendala transportasi. ”Akses jalan darat masih sulit. Kargo lewat udara yang langsung juga belum ada. Barang harus transit dulu di Singapura. Andalannya hanya transportasi laut,” ujarnya.

Dia menambahkan, aturan labeling dan sertifikasi halal di Brunei juga sangat ketat. Akibatnya, banyak produk makanan dan minuman yang sulit masuk ke sana. Ketentuan tersebut masuk dalam hambatan nontarif.

Menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, rendahnya neraca perdagangan juga disebabkan kecilnya pasar di Brunei. (ENY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com