Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RAPBN Antisipasi Gejolak

Kompas.com - 12/08/2011, 02:58 WIB

Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, Nota Keuangan beserta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2012 telah mempertimbangkan semua aspek yang terjadi, antara lain langkah antisipasi gejolak ekonomi global.

”Perekonomian global kembali bergejolak, di Eropa, di Amerika Serikat. Bahkan jika menyangkut pasar modal, semua wilayah kena imbasnya dan volatilitasnya masih berlangsung,” ujar Presiden Yudhoyono saat memberikan pengantar pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (11/8).

Presiden akan menyampaikan pidato dalam sidang gabungan DPD dan DPR pada 16 Agustus. Selain pidato kenegaraan, Yudhoyono juga akan menyampaikan pidato yang berkaitan dengan RAPBN 2012 beserta Nota Keuangan.

Menurut Yudhoyono, meski ekonomi Indonesia kini dalam keadaan baik, lebih baik dari tahun 2008 saat dunia didera krisis finansial dan jauh lebih baik ketika krisis tahun 1998, namun bangsa Indonesia tak boleh lalai.

”Ketika tahun 2008, kita begitu cepat merespons. Kita berhasil mengurangi dampak krisis. Itu pun bisa kita lakukan jika gejolak ini berkelanjutan. Semoga tidak sedalam tiga tahun lalu,” jelasnya.

Karena itu, Presiden meminta jajaran menteri terus mengelola dengan cermat ”Kita sudah mengambil langkah-langkah. Saya ajak Kadin. Saya harap Menteri Koordinator Perekonomian untuk terus mengelola dan berkomunikasi dengan dunia usaha,” paparnya.

Salah satu kunci keberhasilan Indonesia dalam menghadapi krisis tahun 2008, menurut Presiden, adalah langkah yang dilakukan dibicarakan, dikomunikasikan, dan dikonsultasikan bersama-sama, walau keputusan di tingkat pemerintah tetap diambil oleh Presiden.

Sementara itu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, fundamental ekonomi dalam kondisi baik dan utang Indonesia masih terjaga, sehingga krisis di AS dan Eropa tidak terlalu berdampak terhadap perekonomian domestik.

Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan menyebutkan, posisi total utang Pemerintah Indonesia per Juni 2011 sebesar 200,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.723,9 triliun. Disebutkan bahwa data tersebut bersifat sangat sementara.

Jumlah utang pemerintah itu menunjukkan kenaikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada akhir tahun 2010, total utang pemerintah mencapai 186,5 miliar dollar AS dan pada akhir tahun 2009 sebesar 169,22 miliar dollar AS.

Menkeu mengatakan, kondisi Indonesia selama 10 tahun terakhir menunjukkan kita bisa mengendalikan utang terhadap PDB (produk domestik bruto).

Ia menjelaskan, Indonesia konsisten dalam mengelola kesehatan utang dengan rasio sebesar 80 persen terhadap PDB sepuluh tahun lalu menjadi 26 persen pada 2011. (ATO/LAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com