Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Realokasi Anggaran Lebih Tepat

Kompas.com - 12/09/2011, 13:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Economics, Industry, and Trade (Econit), Hendri Saparini menyampaikan, kebijakan realokasi anggaran lebih tepat untuk mengantisipasi realisasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi melebih kuota, dibandingkan dengan melakukan koreksi melalui APBN-Perubahan.

"Makanya, kita lihat urgensinya kan, kalau kita bandingkan urgensi dari membahas kembali APBN-Perubahan (yang ke) dua dengan kemudian melakukan realokasi (anggaran). Kalau itu kepentingannya hanya sekedar anggaran untuk subsidi BBM, menurut saya, kesepakatan untuk melakukan realokasi anggaran jauh lebih tepat daripada kita mengadakan kembali (APBN-P)," ujar Hendri, di DPR-RI, Jakarta, Senin (12/9/2011).

Kenapa demikian? Ia menyebutkan, jika mengadakan penyesuaian kuota melalui APBN-P, maka memakan biaya dan waktu. "Cost-nya lebih mahal, waktunya lebih panjang," tambah Hendri.

Dengan realokasi anggaran, lanjut dia, pemerintah sudah tahu ada anggaran yang kurang penting atau mendesak, dan belum dialokasikan. "Dan, ini yang perlu kesepakatan DPR," sebut dia.

Akan tetapi, terkait dengan ini, Hendri menyebutkan satu hal yang perlu dikritisi. "(Hal) yang belum pernah dibuka sekarang ini (adalah) berapa sebenarnya peningkatan pendapatan pemerintah dengan peningkatan harga (BBM). Jadi jangan fokus hanya kepada bahwa kenaikan harga ini akan meningkatkan subsidi BBM. (Justru) bagaimana dengan peningkatan penerimaan. Ini kan kita nggak pernah dibukakan (oleh pemerintah)," tegas dia.

Menurutnya, publik harus tahu mengenai hal tersebut. Di mana masyarakat akan bisa menerima kebijakan pemerintah, kalau pemerintah itu keberpihakannya jelas. Jika keberpihakannya tidak jelas, ini menjadikan kebijakan pemerintah jadi tidak efektif.

Untuk diketahui saja, berdasarkan data BPH Migas, realisasi BBM bersubsidi telah mencapai 67 persen per 31 Agustus 2011. Di mana realisasi premium telah mencapai 16,61 juta kiloliter, minyak tanah sebesar 1,2 juta kiloliter, dan minyak solar sebesar 9,48 juta kiloliter. Adapun total realisasi ketiganya mencapai 27,3 juta kiloliter. Sementara itu, kuota BBM bersubsidi ditetapkan sebesar 40,49 juta kiloliter pada APBN-P 2011. Kuota tersebut naik dari 38,59 juta kiloliter pada APBN 2011.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com