Keyakinan Masyarakat AS Terpukul

WASHINGTON, KOMPAS.com - Keyakinan masyarakat Amerika Serikat terpukul seiring dengan naiknya biaya hidup melebihi perkiraan dan semakin tingginya tingkat pengangguran.

Tidak hanya itu, gaji yang stagnan dan naiknya harga bahan pokok, perumahan, dan energi juga turut mempengaruhi hal itu. Alhasil, menurut data Departemen Tenaga Kerja AS yang ditunjukkan hari ini, Jumat (16/9/2011), indeks harga konsumen pun naik tipis 0,4 persen pada bulan Agustus kemarin, dan angka pengangguran melonjak signifikan dari 11.000 menjadi 428.000 pada 10 September 2011.

Indeks kenyamanan konsumen yang dikeluarkan Bloomberg pun tertahan di posisi terendah kedua selama tahun 2011, pada minggu lalu. Di mana kebanyakan rumah tangga menyebutkan, selama tiga tahun belakangan merupakan waktu yang buruk untuk berbelanja.

Kondisi pengangguran yang berkisar di angka 9 persen ini menekan Gubernur Bank Sentral AS, Ben S Bernanke untuk mempertimbangkan cara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, saat pertemuan antara bank-bank sentral pada minggu depan. "Angka inflasi meningkatkan kekhawatiran, tetapi pertumbuhan (ekonomi) akan menjadi perhatian utama para pembuat kebijakan sekarang ini," ujar Kurt Rankin, ekonom PNC Financial Services Group Inc, di Pittsburgh.

Menurut Rankin, pemulihan masih jauh dari stagnan. Untuk diketahui, sering dengan pengumuman Bank Sentral Eropa untuk memberikan likuiditas baru, yang juga bekerja sama dengan The Fed, maka saham pun melakukan reli.

Indeks Standard Poor's 500 naik 1,7 persen ke posisi 1.209,11 pada pukul 4:00 PM pada penutupan di New York. Ekonomi pun memerkirakan indeks harga konsumen akan naik semakin tipis dengan angka 0,2 persen. Ini berdasarkan perkiraan median oleh Bloomberg News Survey dari 84 ekonom.