Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Masih Tertekan

Kompas.com - 05/10/2011, 10:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mata uang rupiah terhadap dollar AS Rabu (5/10/2011) pagi masih bergerak dalam tekanan seiring dengan pelemahan mata uang Asia lainnya.

Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta Rabu pagi turun 60 poin ke posisi Rp 8.950 dibanding sebelumnya Rp 8.890 per dollar AS.

Analis pasar uang dari Bank Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Rabu mengatakan, lembaga pemeringkat Fitch Rating yang menurunkan ekonomi global lebih rendah dari target sebelumnya membuat dolar AS menjadi incaran investor valas. "Mata uang dollar AS menguat terhadap mata uang Asia lainnya dipicu dari Fitch Rating yang menurunkan pertumbuhan ekonomi global lebih rendah dari target," katanya.

Ia menambahkan, pergerakan rupiah yang cukup kuat fluktuasinya sepenuhnya merupakan dampak dari sentimen negatif global terutama dari Eropa. "Nilai rupiah cenderung melemah sepenuhnya akibat dampak eksternal, kondisi internal tidak ada masalah," ujarnya.

Untuk menjaga nilai tukar mata uang lokal, ia mengatakan, pihak Bank Indonesia terus melakukan intervensi di pasar untuk menstabilkan nilai rupiah. "Meski rupiah mempunyai kecenderungan melemah, namun kondisinya masih stabil. Pergerakan mata uang rupiah pada pekan ini masih dibayangi tekanan meski masih dalam kisaran terbatas," ujarnya.

Ia menambahkan, masih besarnya minat pelaku pasar uang terhadap mata uang safe haven seperti dollar AS membayangi tren rupiah yang positif seiring dengan kondisi fundamental ekonomi dalam negeri yang terus tumbuh.      Analis pasar uang dari Monex Investindo Futures, Johanes Ginting menambahkan, pergerakan mata uang lokal terhadap dolar AS masih dibayangi sentimen luar negeri terutama dari Eropa. "Rupiah akan bergerak volatile karena belum adanya sentimen positif di luar negeri meski kondisi dalam negeri dinilai stabil," ujarnya.

Ia memperkirakan, dalam pekan ini rupiah masih akan sulit bergerak menguat signifikan, namun BI akan menjaga rupiah agar tidak tertekan terlalu dalam.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com