Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Tewas di Freeport

Kompas.com - 11/10/2011, 03:19 WIB

Jayapura, Kompas - Hingga saat berita ini ditulis, jumlah korban tewas akibat bentrok antara polisi dan pekerja di Terminal Gorong-Gorong, Timika, sebanyak satu orang, yaitu Petrus Ayamiseba (36). Sementara itu, Briptu Jamil yang saat ini masih dirawat di RSUD Mimika dalam kondisi sangat kritis.

Senin (10/10) malam, Wakil Kepala Polres Mimika Komisaris Made Indra Laksanta mengatakan, menurut dokter, harapan hidup Briptu Jamil sangat tipis. ”Namun, mereka terus berupaya agar dia dapat diselamatkan,” kata Made Indra Laksanta.

Made Indra Laksanta mengatakan, tidak ada yang mengetahui bagaimana Briptu Jamil terluka. Berdasarkan informasi yang masuk, sekitar tiga jam setelah bentrok, ditemukan seseorang terluka parah terkapar di antara Mil 26-27. Masyarakat kemudian membawanya ke rumah sakit. Setelah dicek ternyata korban adalah Briptu Jamil. Saat itu ia tidak mengenakan seragam polisi karena Briptu Jamil, tutur Made Indra Laksanta, adalah anggota intel Brimob.

Sementara itu Petrus Ayamiseba adalah karyawan PT Pangan Sari—perusahaan privatisasi PT Freeport Indonesia—yang tewas tertembus peluru polisi. Semalam, jenazah Petrus disemayamkan di Gedung DPRD Mimika. Diperoleh informasi, dalam bentrokan itu setidaknya delapan pekerja terluka.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Ketut Untung Yoga Ana, di Jakarta, kemarin, menjelaskan, 3 kendaraan operasional PT Freeport Indonesia (FI) terbakar, 7 anggota Polri terkena lemparan pengunjuk rasa, dan 2 pengunjuk rasa mengalami luka tembak.

Menurut Ketut Untung Yoga, pengunjuk rasa di Terminal Gorong-Gorong di Timika, Papua, merusak dan membakar tiga kendaraan operasional PT FI.

SPSI dan FI beda pendapat

Juru Bicara Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) PT FI Juli Parorongan mengatakan, peristiwa itu merupakan dampak dari akumulasi kekecewaan pekerja atas sikap manajemen PT FI yang dinilai arogan. Sejak 7.612 orang dari sekitar 11.000 karyawan PT FI mogok kerja pada 15 September 2011, PT FI tak hanya mengintimidasi dan merumahkan pekerja yang ikut mogok, tetapi juga merekrut dan mengontrak tenaga kerja baru. ”Padahal, itu bertentangan dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan,” kata Juli.

Adapun Jubir PT FI Ramdani Sirait menyesalkan terjadinya bentrok itu. Para pekerja dianggap hendak mengganggu pekerja lain yang hendak pergi bekerja. Menurut Sirait, sebelum itu telah terjadi berbagai pelanggaran berupa pemblokiran jalan, intimidasi kepada sesama karyawan, dan penggunaan kendaraan perusahaan tanpa izin.

Sementara itu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh menyatakan, pihaknya sudah melaporkan bentrokan itu kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. ”Saat ini, dari waktu ke waktu, Menko Polhukam dan jajarannya—karena itu termasuk wewenangnya karena menyangkut keamanan—telah mengambil langkah-langkah,” kata Darwin. (JOS/FER/EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com