Latar belakang dari usahanya tersebut yakni untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Ia berpikir kalau hanya jadi guru SD, anaknya tidak bisa sekolah tinggi.
Setelah berhasil dengan belimbing, ia pun membudidayakan buah jambu. Karmono pun memberikan bibit jambu secara gratis kepada siapapun yang mau menanam jambu.
Dalam eksperimennya, ia pun menemukan satu jenis varietas jambu unggulan yang diberi nama Jambu Merah Delima.
Kemiskidi, Pemberdaya Wisata
Tepatnya di Dusun Krebet, Bantul, Yogyakarta, Kemiskidi melakukan usaha membatik pada media kayu. Pada tahun 1994 , ia memulai kegiatan membina dan memberdayakan masyarakat perajin. Kemiskidi mengajarkan mereka membuat produk batik kayu.
Kini, ia pun mempunyai sanggar Mpok Darwis (Kelompok Sadar Wisata) yang berjumlah 46 kelompok. Bahkan telah berkembang menjadi Koperasi Sido Katon, untuk melayani para perajin.
Pria yang mengaku sempat kesulitan melanjutkan pendidikan karena ketidakmampuan orang tua, kini bisa memperoleh omset sebesar Rp 40-75 juta per bulan. Dengan rasa cinta pada kesenian yang tinggi, Kemiskidi pun bisa mempekerjakan 30 orang karyawan.
Khilda Baiti Rohmah, Pengolah Sampah
Berawal dari keprihatinan melihat pekerja yang mengangkut sampah, wanita muda asal Bandung ini pun akhirnya berupaya mengelola sampah untuk bisa menghasilkan barang-barang yang berguna dan bernilai. "Awalnya saya bertemu dengan pengangkut sampah yang punya pendapatan yang tidak cukup dan sampah yang terus menumpuk," ujar Khilda.