Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbankan Syariah Akan Menurunkan Margin

Kompas.com - 18/11/2011, 15:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Indonesia (BI) meminta bank syariah menghitung ulang margin atau bagi hasil, terutama margin atas pembiayaan murabahah. Langkah ini untuk menyesuaikan dengan penurunan bunga acuan (BI Rate) sebesar 0,5 persen menjadi 6 persen.

Akad mudharabah dan musyarakah tidak signifikan karena harus dihitung ke bagi hasil. "Tapi yang murabarah harus hitung ulang," kata Mulya Effendi Siregar, Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI, Kamis (17/11/2011).

Seperti halnya bank konvensional, penurunan BI Rate akan mengurangi biaya dana, sehingga bank syariah mempunyai ruang menekan margin. Lagi pula, tanpa melakukan itu, bank syariah sulit bersaing menyalurkan dana. Bukan apa-apa, ke depan bunga kredit bank akan menurun. Begitu pula yield obligasi, ikut rendah.

Meski demikian, beberapa bank syariah belum ada rencana melakukan itu. Benny Witcaksono, Direktur Utama Bank Mega Syariah, mengatakan, BI Rate memang referensi penentuan rate bank, tapi keputusan akhir bergantung pasar, "Tidak bisa secara langsung karena semua ditentukan pemain lain," katanya.

Rizqullah, Direktur Utama BNI Syariah, mengatakan, margin bisa saja tetap dengan posisi sebelumnya, tapi yang penting bank bisa menjaga loyalitas nasabah. BNI Syariah sendiri akan mengusahakan margin turun. "Kami usahakan menjaga keseimbangan antara rate pembiayaan dan pendanaan," terang Rizqullah.

Bank Syariah Mandiri (BSM) mengklaim telah menurunkan margin, terakhir pada dua bulan lalu. Ke depan margin mungkin akan turun lagi mengikuti BI Rate dan penurunan bunga di bank lain. "Kan, penurunannya perlu bertahap, lagipula selama ini nasabah di bank syariah tidak terlalu keberatan jika selisih margin antara 1 persen sampai 2 persen," kata Hadi Purnomo, VP Corporate Investment BSM. Pada September, BSM telah menurunkan margin konsumer sebesar 0,25 persen, menjadi 12 persen.

Bank Muamalat menyatakan, sudah dua kali menurunkan margin tahun ini. Margin pembiayaan korporasi dan ritel, misalnya, turun dari 13 persen pada awal tahun menjadi sebesar 10 persen, Oktober lalu. "Sebulan terakhir, margin pembiayaan dan funding sudah diturunkan," kata Hendiarto, Direktur Keuangan dan Operasional Bank Muamalat. Saat ini, cost of fund berada di 5,7 persen dari sebelumnya 5,9 persen. (Mona Tobing/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com