Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun 2025, Energi Baru dan Terbarukan Kalahkan Minyak

Kompas.com - 16/12/2011, 21:27 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa menyampaikan bahwa pemerintah akan menggeser penggunaan minyak bumi menjadi energi baru dan terbarukan pada tahun 2025.

"Pada tahun 2025 nanti terjadi pergeseran yang besar di mana minyak tinggal 23 persen saja, sedangkan gas 19,7 persen, batubara 30,7 persen, dan energi baru dan terbarukan dari 5,7 persen meningkat menjadi 25,9 persen," ucap Hatta usai mengadakan rapat koordinasi mengenai Kebijakan Energi Nasional di Jakarta, Jumat (16/12/2011) sore.

Tahun 2010, terang Hatta, penggunaan minyak mentah masih mendominasi untuk pemenuhan kebutuhan energi masyarakat dengan 49,7 persen. Sedangkan, penggunaan gas sebesar 20,1 persen, dan batubara dengan 24,5 persen. Sementara penggunaan energi baru dan terbarukannya baru 5,7 persen.

Target penggunaan energi pada tahun 2025 ini diperoleh dengan melihat sumber daya alam yang dimiliki dan kebutuhan energi masyarakat. Atau, dilakukan analisis pasokan dan permintaan. Menurut Hatta, upaya ini penting untuk menjaga pasokan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Ia menyebutkan, pemenuhan energi dalam kebijakan energi nasional harus memenuhi tiga prinsip utama. Prinsip pertama, terang Hatta, energi harus ada dan tersedia. Kedua, energi harus efisien. "Dan, yang ketiga prinsip (energi) harus bisa dijangkau oleh masyarakat," tambah dia. "Tentu ini akan kita persiapkan yang lebih matang lagi dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari MP3EI kita," tutup Hatta.

Terkait dengan pengembangan energi baru dan terbarukan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik, menyebutkan, hari Senin (19/12/2011), akan ada penandatangan nota kesepahaman dengan Menteri Kehutanan terkait dengan eksplorasi energi panas bumi (geotermal).

"Hari senin kita akan menandatangani MoU dengan Menteri Kehutanan. Jadi, ada 28 titik geotermal yang akan kita eksplorasi. Sehingga semua (energi baru dan terbarukan akan) berkembang," ujar Jero. Penandatanganan nota kesepahaman ini dinilai cukup olehnya untuk memulai eksplorasi panas bumi.

Kesepakatan dengan Kementerian Kehutanan sangat diperlukan karena eksplorasi panas bumi berkaitan dengan hutan lindung. "Kalau tidak ada kekompakan antar Menteri Kehutanan dengan Menteri ESDM, itu namanya bottlenecking, nyangkut di situ, nge-lock. Nah ini yang mau kita urai," sebut Jero.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com