Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eropa Seharusnya Buka Investasi Riil

Kompas.com - 14/02/2012, 02:26 WIB

BEIJING, SENIN - Pemimpin pengelola dana kekayaan negara China, Lou Jiwei, mengatakan, sulit bagi investor jangka panjang membeli obligasi Pemerintah Eropa. Lou, di Beijing, Senin (13/2), mengatakan, suntikan dana segar ke Eropa harus terkait industri dan aset nyata lainnya, bukan obligasi pemerintah.

Komentar tajam ini lebih keras daripada tajuk Harian Rakyat, corong Pemerintah China. Harian Rakyat berupaya meyakinkan Uni Eropa bahwa China tidak bermaksud ”membeli Eropa”. China Investment Corporation (CIC), yang dipimpin Lou, memiliki kekayaan sebesar 410 miliar dollar AS.

Ketika berbicara di sebuah forum di Beijing, Lou mengatakan, Kanselir Jerman Angela Merkel telah meminta CIC dan investor jangka panjang lainnya membeli surat utang Pemerintah Eropa.

”Untuk obligasi Pemerintah Eropa, seperti terbitan Italia dan Spanyol, hanya bank sentral dengan tanggung jawab tertentu dapat berinvestasi. Tetapi, sangat sulit bagi investor jangka panjang. Kesempatan investasi seharusnya berbentuk infrastruktur dan proyek industri, proyek-proyek seperti inilah yang akan membantu pemulihan ekonomi,” kata Lou.

Penasihat bank sentral China, Xia Bin, mengamini pendapat Lou. ”Kami mungkin miskin, tetapi tidak bodoh. Kami harus mengikuti prinsip komersial dalam cara berinvestasi seperti itu. Artinya, kami menginginkan imbal hasil,” kata Xia.

Belum lama ini, CIC membeli saham perusahaan air minum Thames Water, London, dalam jumlah kecil.

Persimpangan jalan

Krisis utang Eropa, yang disebut Pemerintah China kini berada di persimpangan jalan, akan menjadi agenda utama pembicaraan para pemimpin China dengan pejabat Uni Eropa, pekan ini. Eropa berupaya membujuk Beijing membantu menyelesaikan krisis tersebut.

”China sangat prihatin dengan krisis tersebut. Sebagai mitra dagang terbesar China, dan perekonomian kolektif terbesar di dunia, sangat penting bagi Eropa untuk menyelesaikan isu ini. Selain langkah kontingensi, mereka juga harus mendesak reformasi struktural berjangka panjang,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Liu Weimin.

Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso dan Presiden Dewan Eropa Herman van Rompuy dijadwalkan bertemu Presiden China Hu Jintao dalam pertemuan dua hari tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com