Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Harusnya Berpikir Memasok Pangan Dunia

Kompas.com - 23/04/2012, 13:47 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, menilai sektor pertanian Indonesia memang masih menghadapi sejumlah masalah sekarang ini. Tapi, kata dia, bukan berarti sektor pertanian Indonesia tidak bisa berkembang. Oleh sebab itu, salah satunya, perlu pengembangan sumber daya manusia di sektor ini.

"Jadi masalah pangan ini masih menjadi masalah yang harus selalu kita jawab. Tapi yang mau saya katakan kita telah berhasil menjawab permasalahan tahun 1952," sebut Bayu, seusai menghadiri acara peluncuran buku PANGAN RAKYAT: Soal Hidup atau Mati 60 tahun kemudian, di Jakarta, Senin (23/4/2012).

Sekarang, kata Bayu, permintaan pangan naik lima kali lipat dibandingkan tahun 1992. Produksi pun naik hampir 9 kali lipat dari waktu itu. Tetapi, tantangan di sektor pertanian masih tetap berat, misalnya saja harus menghadapi tantangan iklim yang tidak pasti. Apalagi konsumen tidak hanya menuntut peningkatan jumlah pangan tetapi juga kualitasnya. "Tahun 1952 kita sudah mulai 60 tahun kemudian seribu masalah sudah diatasi tetapi tetap menghadapi masalah yang sama karena permintaannya berkembang," sebut Bayu.

Untuk bisa bertahan dan berkembang, sejumlah hal harus dilakukan di sektor pertanian. Hal utama yang ditekankan Bayu adalah pengembangan sumber daya manusia. "Kedepan kita harus terus berusaha. Pelajaran yang kita dapat dari 60 tahun lalu adalah kita harus melakukan investasi di sumber daya manusia," tegas dia.

Caranya yakni dengan mengembangkan pendidikan tinggi pertanian dan mencetak ahli-ahli pertanian, seperti ahli pemuliaan, ahli mekanisme, hingga ahli untuk membaca kondisi lingkungan lebih baik. Dengan perbaikan, salah satunya, di bagian SDM sektor pertanian maka bukan tidak mungkin Indonesia akan mencapai swasembada pangan. "Seharusnya Indonesia berpikir untuk memasok pangan dunia tidak hanya mencukupi kebutuhan sendiri," pungkas Bayu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com