Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Energi Laut Masih Belum Tergarap

Kompas.com - 30/04/2012, 04:35 WIB

Jakarta, Kompas - Dari semua energi terbarukan yang ada di Indonesia, hanya energi gelombang dan arus laut yang hingga kini belum tergarap. Padahal, potensi pembangkitan listrik dari energi ini sangat besar.

Hal ini diungkapkan Ketua Asosiasi Energi Laut Indonesia (Aseli) Mukhtasor, yang juga anggota Dewan Energi Nasional, Minggu (29/4), di Jakarta.

Survei potensi yang dilakukan Aseli menunjukkan potensi energi laut dalam skala praktis mencapai 49.000 MW. Potensi ini terbesar ada di Bali, Nusa Tenggara, dan Riau. Dari potensi itu, yang siap dimanfaatkan dalam jangka pendek 6.000 MW.

Menurut Mukhtasor, untuk mendorong pembangunan pembangkit energi ini, pemerintah diharapkan mendorong proyek uji coba pembangkit listrik tenaga energi laut 1 megawatt (MW). Sementara itu, PLN sedang mengkaji pembangunan pembangkit 2 MW dari gelombang atau arus pasang surut air laut.

Di dunia, pembangkit listrik dari energi terbarukan akan mencapai 303 gigawatt pada tahun 2030. Sebagian besar pembangkit itu ada di Eropa. Dampak ekologi target itu dapat mengurangi 2,1 triliun ton CO2.

Di Asia, Korea Selatan dapat menjadi contoh karena negeri ini telah membangun pembangkit listrik dari gelombang laut hingga kapasitas 254 MW dan arus laut 50 MW.

Djoko Winarno dari Masyarakat Kelistrikan Indonesia melihat sampah kota juga berpotensi dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan listrik. Sampah yang terkumpul di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Bantar Gebang, misalnya, dapat menghasilkan energi listrik 100 MW.

Sampah dari DKI Jakarta saja yang mencapai 7.500 ton per hari dapat menghasilkan listrik 150 MW hingga 300 MW.

Peta jalan

Mukhtazor melihat hingga kini peta jalan energi terbarukan belum jelas penjabarannya. Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) diharapkan dapat menjembatani pencapaian peta jalan tersebut. Dalam hal ini, METI dapat menganalisis kebijakan yang telah ada.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com