Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pupuk Organik LIPI Tingkatkan Produktifitas Pertanian

Kompas.com - 04/05/2012, 21:48 WIB
Cornelius Helmy Herlambang

Penulis

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Pupuk organik hayati hasil riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),  beyonic, diklaim berhasil meningkatkan produksi pertanian di beberapa daerah. Pupuk ini juga efektif meningkatkan bahan organik, dan memulihkan keberadaan mikroba tanah.   

"Bahan-bahan alami yang kami gunakan, menumbuhkan mikroba unggul dan mampu menyediakan nitrogen, phospat, serta kalium, yang baik untuk kesehatan tanah dan pertumbuhan tanaman," kata Antonius Sarjiya, Periset di Pusat Penelitian Biologi LIPI di Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (4/5/2012).

Sarjiya mengatakan, hasil evaluasi yang dilakukan di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Wonogiri dengan total lahan 13 hektar yang diberikan pupuk beyonic, menunjukan hasil positif.

Di lahan seluas delapan hektar di desa Selogiri dan Desa Mento di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, misalnya, hasil panen meningkat 15-25 persen per hektar, dan mampu menurunkan penggunaan pupuk kimia mencapai 30-50 persen per hektar.

Hasil serupa terjadi pada panen jagung di lahan seluas 2,5 hektar di Kabupaten Wonogori. Saat ini, hasil panen meningkat dua kali lipat atau sekitar 16 ton per hektar dari panen sebelumnya. Panen kol dan cabai di Cimelati, Kabupaten Sukabumi, juga dilaporkan meningkat sekitar 10- 25 persen dari panen sebelumnya  

Selain mampu meningkatkan hasil pertanian, pupuk organik juga bisa meringankan biaya yang harus dikeluarkan petani. Petani hanya perlu mengumpulkan bahan organik berupa bekatul, tepung ikan, tepung jagung, tebu tetes, dan ekstrak tauge.

Ia mengataka, biaya yang dikeluarkan petani juga terbilang lebih ringan, hanya Rp 10.000 per kilogram. Jumlah itu, jauh lebih kecil daripada biaya yang harus dikeluarkan petani untuk membeli pupuk organik, yang dijual umum antara Rp 60.000 Rp 80.000 per kilogram.

"Dengan tingkat keberhasilan ini, saya berharap pola dan metode pupuk organ ik ini bisa diterapkan di daerah lain di Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan petani," katanya.  

Sementara itu, aplikasi teknologi lainnya diterapkan Yantyati Widyastuti, peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI. Yantyati mengatakan telah menerapkan fermentasi pakan rumput. Perternak diharapkan bisa memenuhi persediaan pakan, tanpa terpengaruh cuaca atau keterbatasan lahan.

Yantyati mengatakan, teknologi ini menggunakan bakteri asam laktat untuk menghindari pertumbuhan jamur. Lahan pengawetan mudah dibuat di lubang tanah, tong, hingga penampungan dari kantong plastik. Syarat utamanya, rumput fermentasi itu harus terhindar dari kontak oksigen.

"Rumput yang bisa digunakan utamanya adalah gajah atau raja. Pembuatan antara 3-4 minggu tergantung jumlah ternak. Kami berharap tidak ada suara peternak yang kesulitan rumput, akibat kemarau atau minimnya ketersediaan lahan," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Whats New
Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Whats New
5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com