Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Yakin Indonesia Bertahan di Tengah Krisis Global

Kompas.com - 12/07/2012, 15:39 WIB
Dimasyq Ozal

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani menyatakan optimismenya bahwa Indonesia mampu bertahan dan mengatasi dampak krisis global yang saat ini terjadi di Amerika Serikat dan Eropa. Hal itu diungkapkan Sri Mulyani, pada diskusi yang berlangsung di Gedung BKPM, Jakarta, Kamis (12/7/2012).

 

"Indonesia bisa mengatasi krisis dan mengatasi kondisi global. Kondisi ekonomi dunia yang masih tidak menentu, dan banyak sekali negara-negara berkembang tangguh seperti Indonesia dan lainnya," mantan Menteri Keuangan ini.

 

Ia mengatakan, Indonesia dan negara berkembang lainnya perlu memiliki jaminan keamanan ekonomi bila terjadi krisis secara tiba-tiba. Terutama, untuk mengatasi jumlah pengangguran yang semakin meningkat saat terjadi krisis.

 

"Pengangguran muda tetap sulit untuk mendapatkan kerja. Ekonomi terdesak ketika itu maka kemudian menimbulkan tingkat pengangguran yang tinggi. Kejatuhan di Tunisia, misalnya, saat terjadi krisis, pemerintahnya tidak mau merespon terhadap angkatan kerja mereka," kata Sri Mulyani.

 

Bank Dunia sendiri, lanjutnya, memandang Indonesia telah membuat suatu kemajuan dalam persiapan menghadapi krisis. Misalnya, UU APBN 2012 yang memberikan fleksibilitas bagi pemerintah untuk menyesuaikan belanja dan pembiayaan guna merespons krisis asal ada persetujuan dari DPR. BI pun dianggap semakin mahir dalam menghadapi krisis, yakni melakukan likuiditas.

 

Lalu, saat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai bekerja nantinya, diharapkan mampu memonitoring secara sistematis dan memberikan penilaian terhadap dampak, kesiagaan krisis, dan pengelolaan krisis.

 

"Negara-negara berkembang menjadi pemain penting dalam mengimplemetasikan global growth. Terkait dengan kemajuan 70 persen di Asia, khususnya Asia bagian selatan. Bank Dunia sendiri memiliki keterbatasan untuk negara yang membutuhkan saat terjadi krisis global," paparnya.

 

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Stefan Koeberle sendiri memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali meningkat pada 2013 dengan meningkatnya stabilitas internasional menjadi 6,4 persen. Hal ini disebabkan pertumbuhan investasi dan konsumsi dalam negeri terus meningkat. Walau pun pada tahun berjalan ini, indikator investasi mencerminkan ketidakpastian dalam ekonomi dunia.

 

"Meski pun Indonesia masih kuat dibandingkan ekonomi negara berkembang lainnya, namun Indonesia tidak dapat menghindar dari dampak penurunan ekonomi global," kata Stefan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyaluran Kredit Ultra Mikro Capai Rp 617,9 Triliun di Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Ultra Mikro Capai Rp 617,9 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com