Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekor Penjualan Far East Organization Terus Melesat

Kompas.com - 02/08/2012, 14:28 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com - Far East Organization mencatat, rekor penjualan sebanyak 2.390 residensial selama semester pertama 2012, meningkat dari 1.949 unit di periode yang sama tahun 2011 serta lebih dari dua kali lipat dari tahun 2010. Indonesia tetap menjadi pasar kunci bagi pengembang properti swasta terbesar di Singapura itu.

Di tengah situasi perekonomian global yang masih tidak menentu dan penurunan penjualan properti di Singapura, sentimen pembeli dan investor tetap kuat. Warga negara asing dan permanent resident berkontribusi sebesar 20 persen dari total penjualan.

Far East mencatat, dari angka tersebut, pembeli Indonesia, China, dan Malaysia masing-masing berkontribusi 32 persen, 34 persen, dan 20 persen dari total penjualan. Ini membuktikan, Indonesia tetap menjadi pasar menjanjikan bagi Singapura.

Harga lahan terus meningkat

Dikenal karena stabilitas politik, kesuksesan perekonomian, lingkungan bisnis bersahabat, pajak yang menarik, nilai tukar mata uang kuat dan stabil, serta fasilitas pendidikan dan kesehatan yang baik, Singapura saat ini dinilai telah menjadi sebuah tempat investasi terbaik bagi penduduk lokal maupun warga negara asing.

Dengan menggunakan sentimen tersebut, kuartal pertama 2012 menunjukkan angka permintaan perumahan terus menguat. Tercatat, hampir 95 persen dari total 6.903 unit yang diluncurkan telah terjual berdasarkan Otoritas Pembangunan Kota (Urban Redevelopment Authority/URA).

Seiring laporan analisa kredit terakhir yang dikeluarkan oleh Moody’s Investors Service, Singapura telah membuktikan ketangguhan ekonominya terhadap guncangan perekonomian global. Kuatnya fundamental ekonomi dan kualitas hidup, telah meyakinkan pengamat pasar, bahwa permintaan properti residensial akan terus meningkat seiring meningkatnya urbanisasi, tingginya angka tenaga kerja, dan proyeksi angka populasi yang diperkirakan mencapai 6.5 juta di Singapura pada 2050 serta semakin meningkatnya kesejahteraan.

“Sistem pemerintahan yang stabil dan efektif, bertumbuhnya sektor swasta, meningkatnya kekayaan nasional, dan penduduk yang terus mencari tempat tinggal lebih baik adalah beberapa faktor pendorong munculnya dan pengembangan konsep hidup, bekerja, bermain (live-work-play) yang progresif dan menarik," kata Chia Boon Kuah, Chief Operating Officer, Property Sales Far East Organization dalam siaran persnya kepada Kompas.com di Jakarta, Kamis (2/8/2012).

"Dalam hal ini, Singapura tetap menjadi pesaing kuat dan berpengalaman untuk melakukan investasi properti luar negeri," ujar Chia.

Chia menyatakan sangat yakin, bahwa daya tarik dan nilai realestat di Singapura akan terus meningkat seiring banyaknya pengembangan baru yang menangkap imajinasi dan ketertarikan calon pembeli dan investor yang sering bepergian dan telah merasakan sendiri bermacam-macam gaya hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com