Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Taman Satu Janji...

Kompas.com - 25/09/2012, 13:40 WIB

Oleh Putu Fajar Arcana

Sore hampir selesai. Kabut dari Bukit Abang di utara menyusup sampai ke paviliun kecil di mana kami bertemu. Mendiang Anak Agung Made Djelantik, pewaris Kerajaan Karangasem, Bali, melewatkan masa-masa akhir hidupnya di Taman Tirtagangga, Desa Ababi, kira-kira 7 kilometer di utara kota Amlapura.

Itulah pertemuan terakhir beberapa tahun lalu sebelum Djelantik berpulang selamanya, Rabu, 5 September 2007, pada usia 88 tahun. Taman Air Tirtagangga adalah satu dari dua taman air yang diwariskan ayahnya, raja terakhir Karangasem, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem. Satunya lagi adalah Taman Soekasada Ujung, yang berlokasi di Desa Tumbu, Karangasem. Taman Tirtagangga dibangun di area 1,2 hektar sebagai tempat peristirahatan raja. Taman ini terletak di antara petak persawahan dan kaki bukit dengan aliran air yang deras.

Tirtagangga dibangun tahun 1948, jauh setelah Taman Soekasada Ujung mulai dibangun 1919 oleh ayah Djelantik. Air memang kemudian menjadi ciri khas kedua taman ini. Kata tirtagangga bahkan terang-terangan merupakan perpaduan dua pengertian: tirta berarti ’air suci’ dan kata gangga dipungut dari nama sungai suci di India yang menjadi kiblat ritual Hindu, yakni Sungai Gangga. Tentu, bukan lantaran nama itu saja warga Ababi menganggap taman permandian ini sebagai tempat penyucian diri. Jauh sebelum Raja Karangasem membangun taman, tutur warga Karangasem, Raka Kusuma, penduduk Ababi sudah memperlakukan mata air di sekitar mereka sebagai tempat penyucian diri.

Tirtatangga tak hanya berupa kolam ikan, kolam renang, serta pancuran air suci. Di sini juga terdapat beberapa air yang memancur dari patung-patung serta menara (mirip bangunan pagoda) bertingkat 11. Hebatnya, semua pancuran air di menara-menara itu dipancarkan dengan menggunakan gaya gravitasi. Tidak ada dorongan dari tenaga listrik. ”Kalau debit airnya kecil, pancurannya pun surut. Tetapi, kalau musim hujan, dorongan mata airnya deras sehingga pancuran airnya pun memancur sampai ke tingkat 11 itu,” ungkap Raka, awal Juli lalu, di Karangasem.

Mata air

Semua aliran air di kolam Taman Soekasada Ujung juga berasal dari mata air di bawah kaki bukit setempat. Padahal, lokasi ini tak jauh dari laut. Dari bangunan bernama Bale Kapal, di sebelah barat taman, kita bisa menyaksikan suguhan pemandangan alam yang luar biasa. Bale Kapal kini tersisa pilar-pilar tanpa atap, tetapi justru membuatnya menjadi begitu eksotis. Dari sini, mata kita bisa menyapu lanskap Samudra Indonesia yang biru di selatan. Sesekali tampak ikan-ikan terbang yang berloncatan di tengah lautan. Bergeser agak ke utara, kita bisa melihat Bale Gili, sebuah bangunan bergaya Eropa, yang terletak di tengah-tengah kolam. Seluruh gugusan bangunan, jembatan, dan kolam itu tampak semakin indah dengan latar Gunung Agung yang sayup-sayup di kejauhan.

Bale Gili bisa dicapai dari dua arah melewati jembatan yang melintang dari selatan ke utara. Bale Gili dibangun dalam perpaduan arsitektur Bali dan Eropa. Atap yang kuncup dan disangga tembok-tembok kokoh berwarna putih lebih menyerupai sebuah kastil. Namun, ornamen ukiran dan patung di sekitarnya memperlihatkan warna Bali yang kental.

Di taman inilah, dahulu, Raja Karangasem Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem, yang tak lain kakek penari Bulantrisna Djelantik, beristirahat dan menerima tamu-tamu kehormatan kerajaan. Sampai sekarang, di kastil itu terdapat kursi tamu dan ruang tidur raja sebagaimana aslinya dahulu.

Dua taman air warisan Kerajaan Karangasem itu pernah luluh lantak dilanda guncangan letusan Gunung Agung tahun 1963. Setelah itu, gempa besar yang melanda Bali tahun 1976 lagi-lagi membuat bangunan-bangunan di Taman Soekasada Ujung runtuh bergelimpangan. Pemerintah Kabupaten Karangasem baru bisa merekonstruksi Taman Soekasada Ujung tahun 2001-2003 atas bantuan Bank Dunia. Akan tetapi, Bale Kapal dibiarkan berdiri tanpa atap, cuma pilar-pilar yang berdiri seolah menantang deras angin Samudra Indonesia. Pilar-pilar serupa puing itu mengingatkan kita pada pilar-pilar kokoh Kuil Poseidon di Sounion, Yunani. Kuil yang dibangun 440 SM itu memiliki latar belakang laut, sebagaimana Bale Kapal di Taman Soekasada Ujung.

Sutradara dan bintang film Lola Amaria dalam sebuah lawatan ke Taman Soekasada Ujung dan Tirtagangga pernah berjanji akan datang lagi. Ia merasa berada dalam taman asri di sebuah pulau taman. ”Taman ini berada di sebuah pulau taman. Bisa dibayangkan keindahannya bertingkat-tingkat,” kata Lola.

Di kala senja, matahari di langit barat menyepuh pilar-pilar Bale Kapal menjadi tiang-tiang keemasan. Tempias warnanya menimpa air kolam, di mana sisik-sisik ikan tiba-tiba berubah warna. Semua keindahan itu seperti sesuatu yang diperhitungkan oleh alam. Dan, di sini, dahulu para raja mempertimbangkan segala hal untuk kemakmuran rakyat. Jejak-jejaknya menjadi warisan tak ternilai, di mana kita bisa melacak keagungan masa lalu…

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com