Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Bank di Indonesia Masih Gurih

Kompas.com - 01/10/2012, 11:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pasca-penerbitan aturan kepemilikan saham bank oleh Bank Indonesia (BI) pada Juni 2012, banyak investor asing ataupun lokal yang mengajukan izin rencana mengakuisisi bank lokal. Pemodal asing dan lokal sanggup memenuhi aturan itu, yakni kepemilikan saham lembaga keuangan maksimal sebesar 40 persen. Artinya, investor rela tidak menjadi pemegang saham mayoritas.

Lambok Siahaan, Direktur Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan BI, mengatakan, investor asing lebih mendominasi dibandingkan dengan investor lokal. Sayang, ia belum dapat menyampaikan siapa calon pemilik bank anyar itu. "Beberapa permohonan belum sepenuhnya sesuai persyaratan, lalu ada juga yang sudah diskusi dengan bank-bank terkait," tuturnya.

Menurut dia, minat investor mengakuisisi perbankan lokal masih tinggi karena industri perbankan Indonesia paling mampu menjaga kestabilan pasar dari dampak krisis global. Misalnya, per Juli 2012, kredit tumbuh 24 persen atau mencapai Rp 2.487 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) meningkat 20 persen menjadi Rp 2.961 triliun.

Peningkatan pertumbuhan kredit ini juga mengerek pendapatan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) yang semakin menyebabkan investor tergiur. Per Juli, NIM tercatat 5,41 persen.

Ada beberapa bank yang tengah mengantre diakuisisi. Sebut saja,  Bank Ina dan Bank Mestika yang diminati investor asal Malaysia, yakni Affin Bank dan RHB Capital. Ada pula kajian proses akuisisi DBS Group Holding Ltd terhadap Bank Danamon, yang sedang dalam penelitian bank sentral (harian Kontan, 4 September 2012). "Akuisisi Bank Danamon tetap berlanjut," katanya.

Dody Arifianto, ekonom Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), menilai, pasar perbankan di Indonesia masih potensial untuk tumbuh lebih tinggi di masa mendatang.

Pertumbuhan kredit bisa di atas 23 persen karena sumber dana bank juga tinggi. Apalagi, NIM masih di atas 5,5 persen dan rata-rata fee based income tumbuh 20 persen-22 persen per tahun. "Keuntungan bank di Indonesia menggiurkan," ujarnya. (Nina Dwiantika/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com