Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Minta Pungutan Mulai 2013

Kompas.com - 08/10/2012, 15:07 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Darmansyah Hadad meminta persetujuan DPR untuk bisa meminta pungutan kepada lembaga keuangan di bawahnya mulai 2013. Meski lembaga keuangan (perbankan dan lembaga keuangan non bank) baru bergabung dengan OJK pada 2014.

"Mengingat keterbatasan anggaran di RAPBN 2013, diharapkan pungutan OJK bisa berasal dari industri-industri jasa keuangan. Kami harapkan pungutan bisa dimulai pada 2013, jadi bisa digunakan untuk 2014," kata Muliaman saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI Jakarta, Senin (8/10/2012).

Hingga saat ini, anggaran OJK di tahun 2012 berasal dari Kementerian Keuangan khususnya dari Bapepam-LK. Nilainya mencapai Rp 201 miliar. Dana tersebut dirinci yaitu Rp 126 miliar yang akan dikembalikan lagi ke Bapepam-LK (setelah bergabung dengan OJK pada 2013) dan untuk OJK sendiri sebesar Rp 75 miliar.

Muliaman menilai pungutan tersebut logis, karena keberadaan OJK ini akan bermanfaat bagi industri keuangan yang ada di bawahnya, baik pasar modal yang mulai bergabung dengan OJK pada 2013 dan industri keuangan perbankan dan non perbankan yang akan bergabung dengan OJK pada 2014.

Untuk menerapkan pungutan, Kementerian Keuangan sudah menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang pungutan tersebut. Dia mengatakan, asas-asas RPP pungutan terhadap industri jasa keuangan tersebut didasari oleh asas akuntabilitas, profesionalitas, proporsional, keterbukaan dan pertanggungjawaban.

"Mereka (industri jasa keuangan) yang membayar pungutan OJK tersebut akan bisa menerima manfaat dari pengawasan yang dilakukan OJK, selain itu juga ada manfaat berupa edukasi dan peningkatan layanan yang diberikan OJK," katanya.

Dia menambahkan, pungutan tidak hanya terjadi di Indonesia. Ada sekitar 180 negara di dunia yang memiliki institusi sejenis OJK dengan pola pungutan yang sama. "Kami sudah membahas dan kami melihat bagaimana negara-negara lain melakukan pungutan. Ada 180-an negara di dunia yang melakukan pungutan, jadi tidak hanya di Indonesia. Jadi, bagaimana dana itu dipergunakan lagi untuk dikembalikan lagi ke industri," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

    Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

    Whats New
    Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

    Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

    Whats New
    Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

    Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

    Whats New
    Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

    Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

    Smartpreneur
    TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

    TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

    Whats New
    Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

    Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

    Whats New
    J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

    J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

    Whats New
    94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

    94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

    Whats New
    Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

    Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

    Whats New
    Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

    Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

    Whats New
    Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

    Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

    Whats New
    OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

    OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

    Whats New
    Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

    Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

    Whats New
    Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

    Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

    Whats New
    Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

    Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com