Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekerja Asing Incar Indonesia

Kompas.com - 21/11/2012, 09:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Peluncuran pakta perdagangan bebas antara ASEAN dan enam negara kawasan di Phnom Penh, Kamboja, Selasa (20/11/2012), mencakup sektor jasa. Pekerja asing dari negara yang ikut dalam pakta ini berkeinginan bekerja di negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia.

Pakta perdagangan bebas yang disebut Kerja Sama Ekonomi Regional Komprehensif (Regional Comprehensive Economic Partnership) tersebut diluncurkan pada hari terakhir Konferensi Tingkat Tinggi Ke-21 ASEAN di Phnom Penh, 15-20 November.

Wartawan Kompas FX Laksana Agung Saputra, Wisnu Dewabrata, dan C Wahyu Haryo PS melaporkan dari Phnom Penh, Selasa, pakta tersebut melibatkan negara-negara anggota ASEAN, China, Korea Selatan, Jepang, Australia, Selandia Baru, dan India.

Pakta ASEAN Plus 6 ini merupakan salah satu pakta perdagangan bebas terbesar di dunia. ASEAN Plus 6 memiliki produk domestik bruto (PDB) sekitar 23 triliun dollar AS atau sepertiga dari PDB dunia. Total ada 3,5 miliar jiwa penduduk yang terlibat dalam pakta perdagangan ini atau separuh dari populasi dunia.

Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan menyatakan, pakta ini adalah payung yang mengintegrasikan lima pakta perdagangan bebas yang sudah ada sebelumnya antara ASEAN dan mitranya masing-masing.

Menurut Surin Pitsuwan, konsepnya adalah kerja sama perdagangan bebas antara ASEAN dan enam negara mitra kawasan, dengan ASEAN sebagai pusat. Disebut komprehensif, antara lain, karena cakupan kerja samanya tidak sebatas perdagangan saja, tetapi juga menyangkut investasi, jasa, dan peningkatan kapasitas.

Prinsipnya, antara lain, menghormati kerangka kerja setiap negara yang disesuaikan dengan kemampuan domestik. Sementara target kerangka kerja intinya adalah liberalisasi bertahap dengan mempertimbangkan kemampuan setiap negara terhadap delapan sektor. Sektor-sektor itu antara lain perdagangan, jasa, investasi, serta kerja sama teknis dan ekonomi.

Menteri Perdagangan RI Gita Irawan Wirjawan menyatakan, pakta ini menjadi fondasi yang dahsyat bagi integrasi perekonomian kawasan. Hal ini sejalan dengan Komunitas Ekonomi ASEAN yang ditargetkan terbentuk per 31 Desember 2015.

Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Iman Pambagyo menambahkan, pakta ditargetkan terimplementasi tahun 2016. Ada kerangka kerja yang harus dilaksanakan untuk mencapai target itu.

Pada Februari 2013, pejabat ASEAN Plus 6 tingkat direktur jenderal akan membahas lebih detail mengenai struktur negosiasi dan model negosiasi. Hasilnya dilaporkan ke tingkat menteri pada April 2013.

Iman menyatakan, tidak akan ada tarif seragam di ASEAN. Setiap negara punya ukuran sendiri sesuai dengan kemampuan domestiknya. Dengan demikian, ada 16 tabel waktu komitmen untuk pakta perdagangan ini.

Dicontohkan, Jepang akan datang dengan satu komitmen untuk semua negara anggota ASEAN. Sementara ASEAN akan datang ke Jepang dengan 10 macam komitmen.

Sektor jasa

Sebagai konsekuensi, perdagangan bebas juga akan mencakup sektor jasa. Kondisi ini akan menjadikan ASEAN menjadi incaran sektor jasa tenaga kerja dari India dan China.

Namun, Gita di sela-sela KTT menegaskan, perjanjian perdagangan bebas antara ASEAN dan India yang sudah ditandatangani dan berjalan selama ini sebatas pada barang. Untuk sektor jasa belum dan masih negosiasi. Targetnya, pembahasan selesai pada ASEAN-India Commemorative Summit pada 20-21 Desember.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com