Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekerja Asing Incar Indonesia

Kompas.com - 21/11/2012, 09:33 WIB

Menurut Gita, negosiasi perdagangan bebas sektor jasa sudah berlangsung setahun lebih dan berjalan alot karena beda kepentingan antara India dan ASEAN.

Gita mengatakan, India ingin ASEAN membuka sektor jasa seluas-luasnya. India menyebutkan bahwa mereka ingin memasukkan independent professional service ke ASEAN. Persoalannya, konsep tersebut tidak jelas batasannya sehingga dikhawatirkan mengambil kesempatan kerja buruh domestik.

”India punya potensi penetrasi pasar jasa ke ASEAN. Sementara ada beberapa negara yang belum siap berkompetisi,” kata Gita.

”Prinsipnya, saya hanya mau mengedepankan apa pun yang harus dikedepankan selama itu dalam batas wajar. Kalau tak beralasan, ya, kita harus menjaga prinsip-prinsip agar Indonesia tidak terlalu terbuka dan industri kita juga tidak terdampak karena belum siap,” ujar Gita.

Iman Pambagyo menambahkan, ASEAN bersedia membuka sektor jasa dengan batasan tertentu. Jenis tenaga kerja yang dibuka sebatas pada level direktur, manajer, dan spesialis.

Daya saing

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi mengingatkan pemerintah agar memikirkan daya saing industri Indonesia di masa depan. Pemerintah tidak boleh membuat kebijakan yang populis semata- mata untuk kepentingan jangka pendek.

Tanpa persiapan matang, pekerja Indonesia bakal menjadi penonton saat kesepakatan pasar ASEAN berjalan. Pekerja-pekerja asing akan memasuki pasar kerja Indonesia yang semestinya bisa diisi oleh pekerja lokal.

Pengawasan ketenagakerjaan yang lemah akibat otonomi daerah menyebabkan banyak ekspatriat memegang jabatan yang semestinya diisi oleh pekerja lokal. Pemahaman kepala daerah terhadap masalah ketenagakerjaan yang rendah membuat banyak posisi kepala dinas ketenagakerjaan diisi oleh pejabat yang tidak kompeten.

Letupan kerusuhan buruh galangan kapal PT Drydocks World Graha di Batam, Kepulauan Riau, pada 23 April 2010 bisa menjadi pelajaran. Akumulasi kekesalan karena banyak ekspatriat asal India menjabat posisi yang sebenarnya bisa diisi pekerja lokal memicu keributan ini.

Perusahaan tersebut mempekerjakan sedikitnya 270 ekspatriat, sampai jabatan supervisor, posisi yang bisa diisi oleh pekerja lokal. Berbagai kesenjangan ini lambat laun memicu konflik.(HAM)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com