Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyederhanaan Rupiah

Kompas.com - 25/01/2013, 02:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Tahap persiapan redenominasi atau penyederhanaan pecahan nilai rupiah akan dimulai tahun ini. Agenda pokoknya, antara lain, adalah pembahasan Rancangan Undang- Undang Redenominasi dan konsultasi publik. Diperlukan waktu enam tahun untuk penerapannya.

RUU Perubahan Harga Rupiah (Redenominasi) sudah masuk dalam prioritas pembahasan tahun 2013 antara pemerintah, Bank Indonesia, dan Dewan Perwakilan Rakyat. Seiring dengan itu, Kementerian Keuangan dan BI menggelar konsultasi publik perdana, di Jakarta, Rabu (23/1). Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo dan Gubernur BI Darmin Nasution hadir pada acara ini.

Redenominasi yang digagas pemerintah dan BI adalah penghilangan tiga digit terakhir rupiah tanpa menurunkan nilai tukar mata uang tersebut. Jika ini terealisasi, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS lebih-kurang setara dengan yuan China.

Teknisnya, BI akan mengedarkan pecahan baru dan menarik pecahan lama secara bertahap dan terukur sehingga uang beredar di pasar tidak berlebihan sampai memicu inflasi. Pecahan Rp 50.000, misalnya, akan diganti pecahan Rp 50. Bila dengan Rp 50.000 seseorang dapat membeli dua cangkir kopi, pada gilirannya nanti pecahan baru Rp 50 itu pun bisa membeli jumlah yang sama.

Proses redenominasi, sebagaimana dipaparkan Darmin, terdiri atas tiga tahapan besar. Pertama, tahap persiapan. Kegiatan utamanya meliputi pembahasan RUU Redenominasi, rencana pencetakan uang dan distribusinya, penyesuaian infrastruktur dan teknologi informasi untuk sistem pembayaran dan akuntansi, serta konsultasi publik.

Kedua, masa transisi di mana BI mulai mengedarkan pecahan rupiah baru ke pasar dan berangsur menarik pecahan lama. Jadi, ada dua pecahan rupiah yang beredar pada masa transisi ini, rupiah baru dan lama. Pecahan baru adalah pecahan yang sudah dihilangkan tiga digit terakhir.

Tahap ketiga, saat mata uang rupiah baru disebut menjadi rupiah. Dengan demikian, tidak ada lagi rupiah baru dan lama, tetapi rupiah hasil redenominasi. ”Setelah masa persiapan, implementasi redenominasi di Indonesia memerlukan waktu enam tahun,” kata Darmin.

Agus menyebutkan, redenominasi berkaitan dengan hubungan eksternal, yakni nilai tukar rupiah dipersepsikan terlalu rendah karena tak sebanding dengan PDB Indonesia yang ada di urutan 16 besar di dunia.

Dari sisi domestik, ujar Agus, seiring kegiatan ekonomi Indonesia yang meningkat, digit rupiah yang terlalu banyak menimbulkan inefisiensi. Ini ada di berbagai lini kehidupan ekonomi, seperti proses input, pengelolaan, pelaporan, dan penyimpanan data. (LAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asosiasi Soroti Aturan Impor yang Berubah-ubah dan Dampaknya ke Industri Dalam Negeri

Asosiasi Soroti Aturan Impor yang Berubah-ubah dan Dampaknya ke Industri Dalam Negeri

Whats New
23,7 Persen Investor Kripto dari Kalangan Mahasiswa, PINTU Gelar Edukasi di Unair

23,7 Persen Investor Kripto dari Kalangan Mahasiswa, PINTU Gelar Edukasi di Unair

Whats New
Kredit Perbankan Tumbuh ke Level Tertinggi dalam 5 Tahun

Kredit Perbankan Tumbuh ke Level Tertinggi dalam 5 Tahun

Whats New
Danone Indonesia Dukung Pengelolaan Air Berkelanjutan

Danone Indonesia Dukung Pengelolaan Air Berkelanjutan

Whats New
Cara Tarik Tunai dengan QRIS

Cara Tarik Tunai dengan QRIS

Work Smart
Bantu Organisasi Makin Efisien di Era Digital, Platform Digital SoFund Kembangkan Fitur Andal

Bantu Organisasi Makin Efisien di Era Digital, Platform Digital SoFund Kembangkan Fitur Andal

Whats New
Bank Jago Angkat Supranoto Prajogo jadi Direktur

Bank Jago Angkat Supranoto Prajogo jadi Direktur

Whats New
Citi Indonesia 'Ramal' The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan hingga Satu Persen Sepanjang 2024

Citi Indonesia "Ramal" The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan hingga Satu Persen Sepanjang 2024

Whats New
Gandeng UGM, Kementan Berikan Bantuan Benih Padi Varietas Gamagora 7 di Sisipan Lahan Perkebunan

Gandeng UGM, Kementan Berikan Bantuan Benih Padi Varietas Gamagora 7 di Sisipan Lahan Perkebunan

Whats New
Tips Hindari Pembobolan Rekening lewat Nomor HP yang Sudah Hangus

Tips Hindari Pembobolan Rekening lewat Nomor HP yang Sudah Hangus

Whats New
Bersama Kementerian BUMN, Bank Mandiri Gelar Program Mandiri Sahabat Desa di Morowali

Bersama Kementerian BUMN, Bank Mandiri Gelar Program Mandiri Sahabat Desa di Morowali

Whats New
Sambangi Paris, Erick Thohir Bertemu Presiden Perancis dan Presiden FIFA

Sambangi Paris, Erick Thohir Bertemu Presiden Perancis dan Presiden FIFA

Whats New
Buka Kantor Baru, Sucofindo Sasar Pasar Perusahaan Tambang di Sulteng

Buka Kantor Baru, Sucofindo Sasar Pasar Perusahaan Tambang di Sulteng

Whats New
Anak Usaha Pertamina Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Usia 35 Tahun Bisa Daftar

Anak Usaha Pertamina Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Usia 35 Tahun Bisa Daftar

Work Smart
Garuda Indonesia Angkat Mantan KSAU Fadjar Prasetyo Jadi Komisaris Utama

Garuda Indonesia Angkat Mantan KSAU Fadjar Prasetyo Jadi Komisaris Utama

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com