Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan Boyong 15 BUMN ke Myanmar

Kompas.com - 19/03/2013, 11:28 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan akan memboyong sekitar 15 Badan Usaha Milik Negara (BUMN)  untuk ekspansi ke Myanmar. Untuk tahap awal,  mereka akan membagi pengalaman bisnisnya ke Myanmar.

"15 BUMN ini akan mencari rejeki di sana. Sebagai tahap awal, mereka akan memberikan pengaruh positif dulu, menanam kebaikan dengan memberikan ilmu bisnisnya. Nanti mereka bisa ekspansi lebih lanjut," kata Dahlan selepas Rapat Pimpinan BUMN di kantor PLN Jakarta, Selasa (19/3/2013).

15 BUMN tersebut antara lain PT Timah Tbk (TINS), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Garuda Maintenance Facility (GMF), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Perum Badan Usaha Logistik (Bulog), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Pupuk Indonesia.

Untuk PT Timah sudah mendapat konsesi lahan sebesar 10.000 hektar untuk menambang timah di Myanmar Selatan. Untuk PLN diminta untuk menurunkan distribusi listrik yang hilang di Myanmar dari 26 persen menjadi 10 persen. Sedangkan untuk GMF, Dahlan meminta untuk mengajukan penawaran maintenance pesawat di Myanmar Airline. "Ini semua bisa dilakukan di tahun ini," tambahnya.

Untuk PTBA, Dahlan meminta perusahaan tambang batubara ini membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2x20 MW. Untuk batubaranya, semua akan dipenuhi dari tambang batubara di sana. PTBA hanya menjadi kontraktor pembuat PLTU tersebut dan mengoperasikannya. "Kalau dilihat dari kapasitasnya, itu memang kecil. Tapi bagi Myanmar, itu sudah besar. Investasinya mencapai 80 juta dollar AS," tambahnya.

Untuk Telkom, Dahlan meminta agar operator terbesar di Indonesia ini mengikuti tender agar bisa bekerjasama dengan operator lokal setempat. Di sisi Perum Bulog, Dahlan meminta agar bisa bekerjasama dengan Bulog Myanmar dalam pengadaan beras bersama ataupun beras-beras yang tidak diproduksi di Indonesia atau untuk memenuhi beras cadangan bagi Bulog.

"Kerjasama dengan Bulog ini bukan dalam arti kita akan impor beras dari Myanmar. Tapi ini lebih kerjasama antarnegara dalam mewaspadai cadangan pangan," tambahnya.

Sementara BNI akan lebih mengkoordinasikan soal kepentingan dana dan skema finansial seluruh perusahaan BUMN ini. Sedangkan untuk Semen Indonesia akan membangun pabrik semen di Myanmar. Jika kurang akan mendatangkan semen dari Vietnam karena Semen Indonesia sudah memiliki pabrik di Vietnam. Begitu juga dengan Pupuk Indonesia yang akan membangun pabrik pupuk di sana.

"Ini merupakan tindak lanjut dari hasil kunjungan Menteri Perekonomian Hatta Rajasa ke Myanmar beberapa waktu lalu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com