Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/03/2013, 11:07 WIB

KOMPAS.com - Pembaca Kompas.com yang bijaksana, anda tentu sudah sering mendengar kata inflasi, ya memang kata tersebut sangatlah populer terutama di setiap awal bulan dimana Bank Indonesia (BI) dan Biro Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi bulan berjalan.

Berdasarkan text book ekonomi, inflasi adalah suatu keadaan dimana harga barang secara umum mengalami kenaikan secara terus menerus, maka berakibat terjadi penurunan nilai uang dalam negeri. Sedangkan deflasi adalah kebalikan dari inflasi yakni suatu keadaan dimana terdapat peristiwa penurunan harga barang umum secara terus menerus atau terjadi peningkatan nilai uang didalam negeri.

Secara garis besar bahwa data inflasi maupun deflasi yang disampaikan oleh pemerintah melalui BPS adalah data secara rata-rata nasional artinya setiap daerah (kota) tentu memiliki data inflasi dan deflasi yang berbeda-beda dapat lebih besar ataupun lebih kecil dari inflasi nasional.

Pertanyaan berikut adalah berapa besarnya dampak deflasi atau inflasi terhadap rupiah yang saya dan anda kuasai secara personal? Ini menjadi penting karena selain ada inflasi nasional, pada diri kitapun ternyata ada faktor inflasi maupun deflasi dari setiap pengeluaran yang kita lakukan. Ini menjadi penting karena jika kita menyadari kisaran rata-rata inflasi personal maka secara langsung kita diharapkan dapat melakukan efisiensi terhadap manajemen keuangan kita secara pribadi. Secara jangka panjang tentu efeknya adalah dapat meningkatkan pertumbuhan kesejahteraan kita dimasa mendatang.

Baiklah kembali kepada tema diatas maka untuk menjawabnya marilah kita perhatikan kebiasaan atau gaya hidup kita dalam hal melakukan manajemen keuangan pribadi. Sebagai contoh berikut adalah transaksi yang dilakukan oleh seorang dalam kurun waktu sehari:

No.

 Uraian Pengeluaran Personal di Hari Kerja

 Biaya Resmi

 Uang Keluar

 Deflasi (Inflasi)

Deflasi (Inflasi) Personal di Hari Berjalan

 
 

    1

 Belanja di mini market  (total)*

 Rp             25.730

 Rp             25.800

 Rp                  (70)

 

    2

 Parkir tidak resmi (tanpa karcis) di mini market*

 Rp                     -

 Rp              1.500

 Rp              (1.500)

 

    3

 Bayar tol dalam kota PP, @Rp7.500

 Rp             15.000

 Rp             15.000

 Rp                       -

 

    4

 Bayar 'pak ogah' di tikungan (2 tikungan) @Rp 1.000*

 Rp                     -

 Rp              2.000

 Rp              (2.000)

 

    5

 Makan siang, minum dan rokok di warung

 Rp             24.200

 Rp             24.000

 Rp                  200

 

    6

 Parkir resmi (dengan karcis) di gedung @Rp .3000 perjam, total: 3 jam 15 menit*

 Rp              9.750

 Rp             12.000

 Rp              (2.250)

 
 

    8

 Bensin tanpa subsidi di SPBU 15 liter, @Rp 9.700

 Rp           145.500

 Rp           145.500

 Rp                       -

 

 Total Pengeluaran Personal di Hari Berjalan*

 Rp  220.180

 Rp  225.800

 Rp     (5.620)

-2,55%

 
 

 Keterangan: tanda (*) menyatakan terjadi inflasi personal

 

 

  

 

 

 Terlihat dalam tabel diatas bahwa ternyata pada hari yang berjalan yang bersangkutan mengalami inflasi bukan deflasi, artinya dalam sehari terjadi pengurangan daya beli sebesar minus 2,55 persen dari pengeluaran berjalan. Bayangkan jika dirata-ratakan perhari yang bersangkutan mengalami pengurangan (katakanlah) setengah dari inflasi personal yang terjadi di hari tersebut maka didapat angka sebesar (0, 5 X -2,55 persen) = -1,275 persen. Ini berarti dalam sebulan orang tersebut mengalami penurunan data beli sebesar -1,275 X 30 hari = -38,25 persen.

Tidak terasa bahwa akibat inflasi personal maka prosentasi dana sebesar lebih dari 30% dari daya belinya berkurang setiap bulannya. Apabila dana sebesar 30% dapat diefisiensikan maka minimal sebanyak 10% (sepuluh prosen) maka akan berimbas terhadap kesejahteraanya di waktu mendatang. Tentunya hasil efisiensi tersebut kami sangat anjurkan untuk ditempatkan didalam instrument investasi yang cocok dengan karakter orang tersebut.

Pembaca yang bijak, inflasi personalpun seakan belum cukup karena dibalik itu semua ada faktor inflasi nasional yang turut menambah penurunan daya beli secara individu, jadi?, solusi terbaik adalah melakukan efisiensi terhadap pengeluaran anda sebelum berharap mendapatkan penghasilan yang lebih besar tentunya. Demikian pembaca semoga artikel ini bermanfaat untuk kesejahteraan saya, anda dan kita semua.

---
Taufik Gumulya, CFP®
Perencana Keuangan dan Kekayaan Independen pada TGRM Perencana Keuangan

Baca juga:
Mempersiapkan Biaya Kesehatan Secara Optimal
Kapan Saya Perlu Utang?
Bagaimana Menghitung Uang Pertanggungan Asuransi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPR Dorong Tumbuhan Kratom Masuk Daftar Tanaman Obat di Aturan Kementan

DPR Dorong Tumbuhan Kratom Masuk Daftar Tanaman Obat di Aturan Kementan

Whats New
Cara PLTU Kurangi Emisi, Olah Limbah Debu Batu Bara Jadi Bahan Bangunan

Cara PLTU Kurangi Emisi, Olah Limbah Debu Batu Bara Jadi Bahan Bangunan

Whats New
Asosiasi: Hasil Panen Kratom Lebih Besar dibandingkan Karet...

Asosiasi: Hasil Panen Kratom Lebih Besar dibandingkan Karet...

Whats New
Pengusaha Waswas Belum Ada Kejelasan Regulasi Kratom di Indonesia

Pengusaha Waswas Belum Ada Kejelasan Regulasi Kratom di Indonesia

Whats New
Saham Gajah Tunggal, Kimia Farma dan Amman Mineral Bikin IHSG Ditutup 'Menghijau'

Saham Gajah Tunggal, Kimia Farma dan Amman Mineral Bikin IHSG Ditutup "Menghijau"

Whats New
Penuhi Kebutuhan Bayi, Makuku SAP Diapers Comfort Fit Hadir di 16.000 Gerai Alfamart Seluruh Indonesia

Penuhi Kebutuhan Bayi, Makuku SAP Diapers Comfort Fit Hadir di 16.000 Gerai Alfamart Seluruh Indonesia

Whats New
Aptiknas dan Advance Digitals Tandatangani MoU di Bidang Pemasaran Digital

Aptiknas dan Advance Digitals Tandatangani MoU di Bidang Pemasaran Digital

Rilis
OJK Minta Sektor Jasa Keuangan Monitor Potensi Risiko di Tengah Gejolak Global

OJK Minta Sektor Jasa Keuangan Monitor Potensi Risiko di Tengah Gejolak Global

Whats New
Soal Aturan Penurunan Bunga Pinjol, OJK: Ditunggu Masyarakat

Soal Aturan Penurunan Bunga Pinjol, OJK: Ditunggu Masyarakat

Whats New
Strategi ADB Dukung Pembangunan IKN Bebas Emisi Karbon

Strategi ADB Dukung Pembangunan IKN Bebas Emisi Karbon

Rilis
Dampingi Jokowi, Sri Mulyani Serahkan DIPA dan TKD APBN 2024 secara Digital

Dampingi Jokowi, Sri Mulyani Serahkan DIPA dan TKD APBN 2024 secara Digital

Whats New
Komitmen Dukung Literasi, Elnusa Petrofin Berpartisipasi dalam Workshop dan Pelatihan Jurnalistik

Komitmen Dukung Literasi, Elnusa Petrofin Berpartisipasi dalam Workshop dan Pelatihan Jurnalistik

Whats New
KAI Siapkan 6,11 Juta Kursi Selama Nataru, Ini 10 KA Terfavorit

KAI Siapkan 6,11 Juta Kursi Selama Nataru, Ini 10 KA Terfavorit

Whats New
Sensus Pertanian 2023: Jumlah Usaha Petani Turun 7,42 Persen

Sensus Pertanian 2023: Jumlah Usaha Petani Turun 7,42 Persen

Whats New
Cetak Rekor Baru, Harga Emas Diprediksi Terus Merangkak Naik

Cetak Rekor Baru, Harga Emas Diprediksi Terus Merangkak Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com