Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diperiksa soal "Kicauan" Rasial, Farhat Abbas: Ini Risiko Calon Presiden

Kompas.com - 04/04/2013, 16:33 WIB
Norma Gesita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gara-gara protes lewat jejaring sosial Twitter, pengacara Farhat Abbas dilaporkan ke polisi. Hari ini, Kamis (4/4/2013), dia memenuhi panggilan Polda Metro Jaya terkait "kicauan" tersebut. Seusai menjalani pemeriksaan, dia menanggapi pertanyaan wartawan dengan enteng.

"Ini risiko calon presiden," ujar Farhat di Polda Metro Jaya, Kamis (4/4/2013). Dia mengatakan sudah meminta maaf kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, yang menjadi sasaran "kicauannya".

"Saya sudah minta maaf kepada Ahok. Dia juga tidak terganggu pernyataan itu," ujar Farhat. Dia pun merasa tak terganggu dengan pemeriksaan tersebut.

"Kalau kata China kan hanya kurang sosialisasi saja, bukan berarti nyebut China itu menghina," tepis Farhat. Kalaupun penggunaan kata itu memang dianggap rasial, Farhat menyatakan siap beradu pembuktian.

"Kita buktikan saja. Kalau memang setelah diperiksa dan memang rasis, ya apa boleh buat. Berarti menjalani proses hukum," kata Farhat.

Kicauan Farhat yang dianggap rasial oleh sesama pengguna jejaring sosial beredar tiga bulan lalu. Farhat mengunggah kicauan topik ini pada Rabu (2/1/2013) pukul 08.03 WIB.

Berikut beberapa kicauan yang berlanjut. @farhatabbaslaw: "Ahok sana sini protes plat pribadi B 2 DKI dijual polisi ke org Umum katanya! Dasar Ahok plat Aja diributin! Apapun platnya tetap C***!"

Kicauan Farhat langsung ditanggapi beragam komentar. Namun, jawaban kontra paling banyak menghiasi tanggapan untuk Farhat. Salah satu kicauan balasan dari akun Twitter @radjayou menuliskan, "C*** bagian dr nuswantoro gak? Hati2 rasis."

Tanggapan lain pun muncul, seperti dari @Poer23_Asr: "orang ini mengajarkan kebencian dan SARA.parah!" Tak hanya diam, Farhat pun turut menanggapi pernyataan para pengguna dunia maya tersebut.

Menurut suami penyanyi Nia Daniati itu, kata "C***" yang dimaksud bukan bermuatan rasial, melainkan menekankan pada status sosial yang bersangkutan di Indonesia. Salah satu jawaban dia adalah" @LeoSimorangkir maksud gue knp org C*** harus ngamuk2 krn plat nomor doang ! Orang C*** kan sopan Dan ga suka ngamuk! Jualan Aja dpt garansi."

Pergulatan wacana para pengguna media sosial tersebut terkait pernyataan kontroversial yang dilontarkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tentang pelat nomor khusus yang dipasang di mobil dinas gubernur dan wakil gubernur. Pasalnya, hingga saat itu polisi belum memberikan pelat itu kepada Jokowi dan Basuki. "Kalau kita mau omong jujur, pelat nomor RFS dan RFD itu semua orang punya uang juga bisa beli. Tetangga saya punya banyak RFS dan RFD," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (4/1/2013).

Ternyata kicauan Farhat pun berbuntut jadi masalah hukum. Setidaknya ada dua laporan masuk ke Polda Metro Jaya atas persoalan ini. Salah satu pelapor adalah Anton Medan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com