Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cadangan Devisa RI Turun Menjadi 104,8 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 11/04/2013, 14:54 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat nilai cadangan devisa Indonesia hingga akhir Maret 2013 menjadi sebesar 104,8 miliar dollar AS. Nilai tersebut turun dibandingkan akhir Februari 2013 yang masih sebesar 105,183 miliar dollar AS.

Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan, nilai cadangan devisa tersebut setara dengan 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. "Meski mengalami penurunan, namun nilainya masih di atas standar kecukupan internasional," kata Darmin saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (11/4/2013).

Berdasarkan data dari Bank Indonesia, regulator moneter ini mengeluarkan dana untuk menyelenggarakan operasi pasar terbuka dan untuk menyelematkan nilai tukar rupiah yang terus melemah.

Dana yang digelontorkan sebesar 272,08 miliar dollar AS, turun dibandingkan dana operasi pasar pada akhir Februari 2013 sebesar 274,96 miliar dollar AS. Memang sejak awal April ini, kondisi nilai tukar rupiah terus merosot dari semula Rp 9.735 per dollar AS menjadi Rp 9.753 per dollar AS.

Namun di hari ini, rupiah sudah sedikit menguat ke level Rp 9.688 per dollar AS. Selain itu, bank sentral mencatat uang primer yang beredar di pasar hingga akhir Maret 2013 sebesar Rp 664,93 miliar dollar AS, naik dibanding bulan sebelumnya 655,48 miliar dollar AS.

Nilai tersebut terdiri dari uang kertas dan uang logam yang diedarkan sebesar 394,82 miliar dollar AS, naik dibanding bulan sebelumnya 387,67 miliar dollar AS serta saldo giro bank pada BI sebesar 230,8 miliar dollar AS, naik tipis dibanding sebelumnya 229,28 miliar dollar AS.

Sementara dari posisi aktiva luar negeri bersih naik dari 983,18 miliar dollar AS menjadi 985,39 miliar dollar AS. Sedangkan aktiva domestik bersih tercatat turun dari 327,7 miliar dollar AS menjadi 320,45 miliar dollar AS. Di sisi eksternal, neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II-2013 diperkirakan mengalami defisit yang lebih rendah dari kuartal sebelumnya seiring membaiknya transaksi modal dan finansial (TMF). Membaiknya TMF terutama didorong oleh arus investasi portofolio, termasuk penerbitan global bond oleh pemerintah, yang meningkat sejalan dengan masih kuatnya fundamental ekonomi Indonesia dan dampak kebijakan ekonomi global yang masih akomodatif. "Namun, defisit transaksi berjalan diperkirakan meningkat terutama karena impor yang masih cukup tinggi, antara lain terkait masih tingginya konsumsi BBM (bahan bakar minyak)," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com