Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelian Inalum Terhambat Harga

Kompas.com - 17/04/2013, 10:53 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana pemerintah untuk membeli kembali saham PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) masih terhambat karena belum adanya kesepakatan harga antara pihak Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium (NAA). Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, pihak Jepang menginginkan harga pembelian Inalum adalah hasil kesepakatan setelah revaluasi harga buku pada 1998. Sementara Indonesia berpegang pada harga sebelum revaluasi pada 1998.

"Saat 1998 dulu tidak disertai setoran, karena hanya meng-update nilai supaya bisa jalan sehat, karena ketika itu krisis. Kami sedang mau menegosiasikan supaya seperti nilai kita (keinginan Indonesia)," kata Hidayat, selepas rapat koordinasi tentang Inalum di  Kementerian Perekonomian, Jakarta, Selasa (16/4/2013) malam.

Hidayat menjelaskan, pemerintah sedang ancang-ancang untuk mengambil alih 58,9 persen saham Inalum dari kepemilikan NAA. Pemerintah pun mengaku sudah menyiapkan dana hingga Rp 7 triliun. Namun, dengan masalah yang ada, Hidayat mengaku ada selisih sekitar 140 juta dollar AS (sekitar Rp 1,4 triliun) untuk mengambil alih Inalum dari tangan Jepang. Jepang menginginkan harga lebih mahal dari setelah kesepakatan tahun 1998.

"Dana Rp 7 triliun masih cukup, kami masih tetap minta APBN Rp 7 triliun," katanya.

Meski masih terhambat soal urusan harga, Hidayat yakin bahwa proses ini akan berjalan normal dan optimistis bisa rampung sebelum 31 Oktober 2013. Bahkan, meski ada investor asing (National Aluminium Company atau Nalco dari India) yang akan membeli saham Inalum, Hidayat yakin bahwa Indonesia bisa mengambil alih 100 persen saham Inalum. Sebab, dengan mengambil alih Inalum, ke depannya tidak perlu mengimpor alumina dari luar negeri.

Selama ini, katanya, Indonesia mengekspor bauksit dan mengimpor alumina. Dengan dimilikinya saham Inalum oleh Pemerintah Indonesia, ekspor bauksit tidak lagi dilakukan. "Ini enggak akan terjadi," ujarnya. 

Sementara itu, Menteri BUMN Dahlan Iskan akan mengikuti saran bahwa Inalum nanti akan menjadi BUMN tersendiri. "Saat ini hitung-hitungannya sedang diselesaikan, memakai harganya tim perunding, saya ikut saja," kata Dahlan.

Inalum diharapkan bisa menjadi anak usaha BUMN ke-143.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Whats New
Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Whats New
6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

Spend Smart
Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Whats New
[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com