Penilaian terbaru tentang perekonomian global itu dikeluarkan IMF di kantor pusat mereka di Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (16/4).
IMF memperkirakan pertumbuhan global tahun ini sebesar 3,3 persen, turun dari perkiraan Januari lalu yang sebesar 3,5 persen. Dengan perkiraan tersebut, ekonomi global hanya datar dari pertumbuhan tahun 2012 yang sebesar 3,2 persen.
Selain resesi di zona euro, pertumbuhan ekonomi yang lebih lamban di AS juga membuat pertumbuhan global tidak terlalu laju tahun ini.
IMF juga mengungkapkan kekhawatiran semakin besarnya fragmentasi global antara negara berkembang yang dinamis dan AS yang pertumbuhannya tetap lamban, juga zona euro yang tetap resesi.
”Keadaan kita lebih baik, tetapi kita belum keluar dari kesulitan,” ujar ekonom kepala IMF, Olivier Blanchard.
Risiko berjangka pendek tetap ada, khususnya di zona euro. Dana talangan untuk Siprus dan melemahnya perekonomian Italia masih berpotensi menjadi masalah. ”Penurunan di zona euro mengkhawatirkan,” kata Blanchard.
IMF juga memperkirakan pertumbuhan akan melemah di negara berkembang besar, seperti Rusia, China, Brasil, dan India.
”Prospek perekonomian global sudah berkembang lagi, tetapi jalan menuju pemulihan masih tidak mulus. Pemerintahan tidak dapat berpuas dan melemahkan,” demikian antara lain isi Laporan Prospek Ekonomi Global IMF.
Secara umum, prospek perekonomian global lebih baik dibandingkan dengan dua tahun terakhir. Namun, dua kekuatan ekonomi besar, yaitu AS dan zona euro, tetap melemah.
IMF memperkirakan pertumbuhan AS sebesar 1,9 persen tahun ini karena ada pemangkasan anggaran pemerintah yang lebih besar dari perkiraan. Adapun zona euro diperkirakan terkontraksi sebesar 0,3 persen. Pertumbuhan ekonomi di negara besar Eropa, Jerman, diperkirakan kurang dari 1 persen tahun ini.
Sementara itu, untuk kawasan Asia, IMF memberikan gambaran yang beragam. IMF menurunkan perkiraan pertumbuhan untuk China menjadi 8 persen dari 8,2 persen. Sebelumnya, pemeringkat Moody’s memangkas prospek kredit China dari positif menjadi stabil. Alasannya, negara itu menanggung kredit pemerintah daerah, pesatnya kucuran kredit, dan reformasi ekonomi yang berjalan di tempat.
Sebaliknya, IMF memperkirakan langkah stimulus fiskal Jepang pada akhir tahun ini akan membantu stagnasi. IMF lebih optimistis terhadap Jepang. Diprediksi, pertumbuhan Jepang akan mencapai 1,6 persen pada 2013 dan 1,4 persen pada 2014. Januari lalu, IMF memperkirakan pertumbuhan Jepang hanya 0,4 persen dan 0,7 persen.
Pertumbuhan di kawasan akan naik sedikit menjadi 5,75 persen. Kenaikan ini sebagian besar ditopang oleh pemulihan permintaan dari luar kawasan serta konsumsi dan investasi swasta di dalam kawasan Asia sendiri.
Akan tetapi, IMF juga memperingatkan kemungkinan bahaya di luar dan dalam kawasan dapat menurunkan skenario positif tersebut.
IMF memperkirakan lima negara ASEAN, yaitu Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Malaysia, akan bertumbuh 5,9 persen, turun dari prediksi 6,1 persen.