Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Diramaikan Aksi Akuisisi

Kompas.com - 12/05/2013, 11:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan pengetatan bisnis properti di China, sejatinya memberikan ruang bagi perusahaan real estat untuk melakukan langkah konsolidasi. Bisa dengan jalan mengakuisisi pengembang lain atau proyek yang sedang berjalan. Saat ini, fenomena tersebut mulai menjadi "sebuah kebiasaan". Beberapa pengembang bahkan berani beralih ke Amerika Serikat guna membangun proyek baru atau mencari proyek yang butuh pembiayaan.

Salah satu di antara banyak pengembang yang melakukan konsolidasi tersebut adalah Greenland Holdings Group. Mereka berencana membeli 60 persen saham SPG Land Holdings.

Menurut laporan Wall Street Journal, nilai sebesar 389 juta dollar AS (Rp 3,7 triliun) yang dihasilkan dari kesepakatan tersebut merupakan akuisisi terbesar atas saham pengendali yang terdaftar di Bursa Efek Hong Kong.  Investasi BUMN yang berbasis di Shanghai ini akan memperkuat posisi keuangan, meningkatkan profil dan citra baik mereka di Hong Kong dan Cina, serta membuka kemungkinan mendapatkan dukungan yang kuat dan sumber daya dari Greenland.

Selain itu, SPG Land juga akan menjual  50 persen saham perusahaan di Peninsula Shanghai kepada pimpinannya, Wang Weixian, senilai 175 juta dolar AS (Rp 1,7 triliun). Keputusan ini terpaksa diambil karena kinerja mereka tidak memuaskan. Ditambah lagi, menurut Moody's Investor Service, aset ini telah menggerus keuntungan SPG selama dua tahun terakhi. Moody's saat ini tengah meninjau entitas baru untuk kemungkinan pemberian peringkat yang lebih baik.

SPG Land yang fokus pada pengembangan besar, perumahan kelas atas, komersial dan proyek-proyek wisata, akan meningkatkan likuiditasnya. Investasi Greenland dan  penjualan The Peninsula tersebut meningkatkan posisi keuangan sebesar 561,5 juta dollar AS (Rp 5,4 triliun) yang akan didistribusikan untuk membayar deviden, pinjaman bank serta mendanai proyek-proyek baru.

Menurut laporan Bloomberg, perdagangan saham SPG Land  yang akan berubah namanya menjadi Greenland Hong Kong Holdings Ltd, itu dilanjutkan setelah suspensi pada 19 April lalu. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com