Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Profil Chatib Basri, Sang Menkeu Baru

Kompas.com - 20/05/2013, 14:17 WIB

KOMPAS.com  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya memilih Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Chatib Basri sebagai Menteri Keuangan definitif. Ia menggantikan Agus Martowardjo yang terpilih menjadi Gubernur Bank Indonesia.

Sebelumnya, Menteri Perekonomian Hatta Rajasa menyebutkan, portofolio menteri keuangan (menkeu) adalah profesional dan bukan dari latar belakang partai politik. Dasar pertimbangan Presiden adalah integritas dan kapabilitas. Kapabilitas tersebut antara lain soal pemahaman tentang kebutuhan dan perkembangan Kementerian Keuangan dalam menjawab tantangan ke depan.

"(Tugas menkeu) menjaga 'gawang' itu penting. Tapi, itu saja tidak cukup karena kewenangan yang diberikan kepada menteri keuangan di dalam undang-undang itu luar biasa besarnya, termasuk juga beberapa kebijakan yang terkait dengan insentif fiskal. Ini kaitannya dengan investasi. Jadi, menteri keuangan pun harus membangun iklim investasi yang baik," kata Hatta.

Chatib Basri sebenarnya belum genap setahun menakhodai BKPM. Ia dilantik menjadi Kepala BKPM pada 14 Juni 2012, menggantikan Gita Wirjawan yang menjadi Menteri Perdagangan. 

Nah, bagaimana jejak rekam pria yang mempunyai keahlian di bidang perdagangan internasional, makroekonomi, dan ekonomi politik ini? Berikut profilnya.

Chatib mengenyam pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1992. Ia melanjutkan studi di Australian National University, Canberra, Australia, untuk mendapatkan gelar masternya. Lima tahun kemudian, Chatib mendapatkan gelar PhD dalam bidang Ilmu Ekonomi dari universitas yang sama.

Tahun 1992, pria berkacamata ini memulai karier sebagai peneliti pada Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM-UI). Ia juga menjadi dosen di FE UI.

Pada periode 1997-2001, Chatib menjabat sebagai asisten peneliti di Departemen Ekonomi Australian National University.

Tahun 2005, Chatib menjadi anggota Advisory Team to The Indonesian National Team on International Trade Negotiation.
Ia juga pernah menjadi konsultan di sejumlah lembaga internasional, seperti Bank Dunia, USAID, AUSAID, OECD, hingga UNCTAD.

Sementara pada tahun 2010-2011, Chatib menjadi anggota High Level Trade Expert Group yang dipimpin oleh Jagdish Bhagwati dan Peter Sutherland.

Di dalam negeri, pria kelahiran Jakarta, 22 Agustus 1965 ini, juga pernah menjadi Staf Khusus Menteri Keuangan (2006-2010), kemudian anggota Komite Penanaman Modal Bidang Ekonomi di BKPM (2007-2008), Sherpa Indonesia untuk G-20 (2008), dan Deputi Menteri Keuangan untuk G-20 (2006-2010). Chatib juga sempat menjadi Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN). Ia masih mengajar di FE UI. 

Pendiri CReco Research Institute ini juga pernah menjadi komisaris di beberapa perusahaan publik antara lain PT Astra International, PT Semen Gresik Tbk, PT Astra Otoparts, dan PT Indika Energy. Dari 2010-2012, Chatib menjadi Direktur Non Eksekutif Independen Axiata Group Bhd. Ia juga anggota Regional Advisory Board Toyota Motor Asia Pasifik.

Chatib telah menelurkan sejumlah artikel. Salah satu artikelnya adalah "Ideas, Interest, and Oil Price: The Political Economy Trade Reform During Soeharto's (World Economy)". Ia pun menjadi salah satu penulis buku Business in Indonesia: New Challanges, Old Problems.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

    Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

    Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

    Whats New
    Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

    Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

    Work Smart
    Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

    Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

    Whats New
    17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

    17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

    Whats New
    Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

    Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

    Rilis
    Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

    Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

    Earn Smart
    Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

    Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

    Whats New
    Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

    Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

    Whats New
    Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

    Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

    Whats New
    Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

    Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

    Whats New
    Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

    Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

    Whats New
    Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

    Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

    Spend Smart
    PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

    PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

    Whats New
    Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

    Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com