Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Menarik Investor Asing

Kompas.com - 20/05/2013, 15:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyelenggaraan Indonesia Investment Forum di Marina Bay Sands Convention, Singapura, Jumat (17/5/2013) lalu, berhasil memberikan pemikiran baru yang positif terhadap investor asing. Forum diikuti oleh 30 perusahaan dan 50 global investor ini memberikan pemahaman lebih baik tentang bisnis di Indonesia sehingga nantinya tercipta gairah investasi sekaligus meningkatkan jumlah investor untuk menanamkan modalnya di tanah air.

Berdasarkan data dari United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), Indonesia menempati peringkat ke-4 dari 19 negara untuk tujuan investasi. Japan Bank International for Cooperation (JBIC) pada 2012 lalu juga menaikkan Indonesia ke peringkat ketiga sebagai tujuan investasi.

"Mereka bilang bahwa investasi di Indonesia menguntungkan Jepang. Untuk itu, forum ini membahas berbagai peluang investasi di Indonesia, membuka dialog antara pemerintah Indonesia, perusahaan-perusahaan Indonesia sebagai target investor kelas dunia," kata Christovita Wiloto, CEO PowerPR Asia Pacific yang bertindak sebagai penyelenggara forum, kepada Kompas.com di Jakarta, Senin (20/5/2013).

Lebih lanjut Christovita menjelaskan, optimisme Indonesia masih menjadi daya tarik investasi dibandingkan negara Asia lainnya tahun ini, yang disebabkan karena daya dukung infrastruktur dalam negeri masih cukup baik. Data BKPM mencatat, hingga kuartal III 2012 realisasi investasi telah mencapai Rp 229,9 triliun atau naik 27 persen dibandingkan periode sama pada 2011 lalu yang sebesar Rp 181 triliun.

Capaian tersebut terdiri dari investasi dalam negeri Rp 65,7 triliun dan investasi asing Rp 164,2 triliun. Adapun negara-negara terbesar yang menanamkan modalnya ke Indonesia dari Januari-September 2012 antara lain Singapura dengan nilai investasi mencapai 3,5 miliar dolar AS, Jepang 1,8 miliar dolar AS, Korea Selatan 1,3 miliar dolar AS, Inggris 900 juta dolar AS, serta Amerika Serikat 700 juta dolar AS.

"Hal utama harus segera dilakukan Indonesia adalah melakukan inovasi terhadap berbagai sektor investasi. Indonesia tidak lagi perlu menekankan pada upah buruh murah serta terfokus kepada sumber daya alam. Selain properti, produk-produk investasi yang seharusnya meningkatkan nilai tambahnya saat ini adalah investasi batu bara ke sektor pembangkit listrik, dari investasi di industri tekstil ke industri pakaian jadi dengan membuat pakaian dengan desain lebih baik," tambah Christovita.

Sementara itu, menurut Direktur Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Muhammad Harri Santoso, ketidaktahuan dan minimnya informasi positif tentang Indonesia selama ini telah menjadi alasan keraguan pemodal asing.

"Indonesia yang selalu dipandang negatif, tetapi pemerintahnya sedang berperang melawan terorisme, korupsi, serta giat membangun infrastruktur," kata Harri.

Untuk itulah, Indonesia Investment Forum akan dipersiapkan sebagai kegiatan regular. Rencananya, forum ini akan digelar selanjutnya di Hongkong pada Oktober 2013 dan New York pada Februari 2014 mendatang.

Baca juga: Investor Jepang Bangun Apartemen di Cikarang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com