”Tekanan masyarakat miskin akan lebih berat jika harga BBM naik. Karena itu, Kemdikbud menambah jumlah penerima bantuan Bidikmisi,” kata Sekretaris Direktorat Pendidikan Tinggi Kemdikbud Patdono Suwignjo di sela peluncuran Universitas Siswa Bangsa Internasional (USBI) di Jakarta, Sabtu (1/6).
Bidikmisi ialah program beasiswa Kemdikbud sejak 2010. Program itu membantu biaya kuliah dan biaya hidup mahasiswa tak mampu di PTN. Bantuan
Menurut Patdono, penambahan 8.000 penerima Bidikmisi tahun ini telah masuk rancangan APBN Perubahan 2013. Pada awal penyusunan APBN 2013, jumlahnya 50.000 penerima. ”Besaran bantuan untuk tiap mahasiswa tetap sama,” katanya.
Selain Bidikmisi, Kemdikbud terus mengawal penerapan ketentuan kuota minimal 20 persen kepada perguruan tinggi negeri untuk menerima siswa miskin.
”Yang tak memenuhi ketentuan itu akan dikenai sanksi pengurangan bantuan operasional dari pemerintah,” katanya.
Patdono berharap kebijakan menerima 20 persen siswa miskin itu juga bisa diterapkan perguruan tinggi swasta agar memperluas akses pendidikan tinggi bagi masyarakat miskin. ”Kami masih mencari instrumen
Bantuan bagi mahasiswa tak mampu itu bertujuan memutus rantai kemiskinan masyarakat. Patdono mengatakan, pada 2011, hanya 0,3 persen masyarakat lapisan ekonomi terbawah yang bisa menikmati perguruan tinggi. ”Saat ini, dengan berbagai program, angkanya 4 persen dan akan ditingkatkan,” katanya.
Managing Director Putera Sampoerna Foundation yang menaungi USBI mengatakan, pihaknya melampaui jumlah 20 persen beasiswa bagi siswa miskin.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan USBI Paulina Pannen menambahkan, pihaknya juga memiliki Koperasi Siswa Bangsa yang bisa membantu pembiayaan kuliah bagi mahasiswa tak mampu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.