Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kris Taenar Wiluan, Pemain Global Minyak hingga Bumbu Masak

Kompas.com - 26/08/2013, 10:07 WIB

Apakah respons mereka selalu seperti itu?

Tahun 1987, Citra Turbindo menang tender pengadaan casing untuk LNG Arun. ExxonMobil, waktu itu masih Exxon, tidak yakin kami bisa bikin casing. Walau kami menang tender, mereka tidak mau beli dari kami karena dinilai Citra tidak punya teknologi untuk buat pesanan mereka. Mereka maunya impor.

Saya dipanggil ke Sekretariat Negara. Mereka bilang, kami mau kasih kamu. Bisa enggak kepala kamu dipegang? Saya bilang, saya siap mati asal pesanan terpenuhi, ha-ha-ha....

Exxon bukan satu-satunya yang tidak percaya kami mampu.

Saya pernah tiga kali nyaris bangkrut gara-gara perusahaan-perusahaan migas tidak mau beli produk kami. Mereka tidak yakin Citra mampu buat produk-produk itu. Ada saja cara mereka mengelak beli dari kami. Seperti hari ini tender, terus ditanya bisa enggak barangnya sampai. Ya, jelas enggak bisa. Mereka sudah siap barang impor di negara tetangga, tinggal dibawa masuk.

Dulu, tidak ada yang percaya perusahaan Indonesia mampu buat peralatan industri minyak. Dianggap hanya perusahaan asing yang mampu dan punya teknologi membuat itu. Pelan-pelan kami buktikan Indonesia mampu.

Sekarang relasi dengan ExxonMobile seperti apa?

Selain penghargaan di 2007, mereka memercayai kami membuat rig untuk Lapangan Banyu Urip yang disebut menjadi penghasil terbesar kedua di Indonesia.

Bukan rig biasa, ini diakui sebagai rig advance. Bisa dipindah tanpa bongkar menara. Biasanya rig untuk operasi di darat harus dibongkar dulu sebelum dipindah. Jadi, efisien sekali. Pekerjaan selesai dalam lima hari dari seharusnya 10 hari.

Kami buat sepenuhnya di Batam oleh orang-orang Indonesia. Selain penghargaan dari ExxonMobil, rig itu kebanggaan saya. Dengan itu bisa ditunjukkan Indonesia sanggup buat produk berkualitas dan maju.

Pertamina juga mengakui dan bangga dengan rig itu. Pejabat-pejabat Pertamina bilang rig seperti itu harus dipakai lebih banyak di Indonesia.

Dalam perjalanan bisnis, apakah tidak pernah mendapat fasilitas khusus?

Fasilitas sewajarnya saja. Saya selalu menekankan, kalau mau ikut tender, harus karena kemampuan baik. Ikut tender jangan mengandalkan relasi.

Di awal merintis usaha, memang ada kebijakan khusus dari pemerintah untuk mengutamakan perusahaan dalam negeri untuk proyek-proyek sumber daya alam. Bukan hanya saya yang memanfaatkan kebijakan itu. Perusahaan-perusahaan lain juga memanfaatkan kebijakan itu.

Sistem seperti itu ternyata ditiru negara-negara lain. Di tahun 1990-an, Malaysia dan Vietnam mencontoh kebijakan Indonesia. Belakangan Amerika Serikat juga. Mereka sepakat pengolahan sumber daya alam mereka harus oleh perusahaan dalam negeri.

Eropa dan Amerika Serikat sudah stop impor pipa dan casing untuk pengolahan migas dalam negeri.

Tahun ini tepat 30 tahun Citramas bergerak di industri migas, ada mimpi yang belum tercapai?

Saya ingin Indonesia menghasilkan peralatan pengeboran yang lebih efisien dan menghasilkan lebih banyak. Dahulu Indonesia bisa memproduksi 1,6 juta barel, sekarang kurang dari 900.000 barrel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com