Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transaksi Jual-Beli Dollar AS Semakin Ramai

Kompas.com - 27/08/2013, 10:35 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com —
Mayoritas gerai penukaran uang (money changer) tampak ramai akhir-akhir ini. Sejak rupiah melemah, transaksi valas naik. Banyak orang melepas dollar AS ke money changer untuk menikmati untung dari selisih (spread) kurs.

Sebagian lain memborong dollar AS lantaran tak mendapatkannya di konter bank. Ketua Umum Asosiasi Pedagang Valuta Asing (PVA), Idrus Muhammad, mengatakan, sejak rupiah melemah, transaksi di money changer meningkat 40 persen-50 persen. Peningkatan aktivitas penjualan dollar terasa dua pekan terakhir.

Meski terus menguat, tidak semua pemegang valas langsung mengonversikan dollar. "Sekarang pelaku semakin bijak. Dulu ketika rupiah terdepresiasi orang hobi memborong dollar sehingga nilai tukar rupiah semakin melemah," ujar Idrus, yang juga CEO Inter Kinan Pratama Money Changer, kemarin.

Direktur Peniti Money Changer, Bong Thiam Kim, mengakui transaksi gerai kelolaannya meningkat. Namun, lonjakan itu belum sampai membuat Peniti kekurangan pasokan valas sebab transaksi jual-beli dollar masih seimbang. "Rata-rata kami mengelola transaksi Rp 5 miliar-Rp 7 miliar per hari," ujarnya.

Bong menambahkan, kebanyakan nasabahnya merupakan limpahan dari bank yang tak bisa menukarkan dollar karena konter sudah tutup. Maklum, konter bank tutup pukul 15.00 setiap hari, sementara money changer beroperasi hingga malam hari. Banyak orang memilih money changer sebagai pilihan bertransaksi valas. Maklum, rate di money changer acap berani membeli lebih tinggi dan menjual lebih murah valas ketimbang di bank.

Lihat saja, Peniti Money Changer. Perusahaan penukaran uang asing ini berani membeli valas di Rp 11.300 per dollar. Sementara banyak bank masih membeli dollar milik nasabah di bawah Rp 11.000 per dollar AS. Namun, ada juga, bank yang berani membeli dollar dengan harga tinggi. Pengamatan KONTAN, dari 12 bank pemain utama bisnis valas, empat bank berani membeli dollar dengan harga tinggi.

Kemarin (26/8/2013), Bank Internasional Indonesia (BII), misalnya, membeli Rp 11.150 per dollar. CIMB Niaga memasang kurs beli Rp 11.000 per dollar, BNI di Rp 10.995, dan Bank Mandiri di Rp 10.983 per dollar AS.

Sementara jika Anda membutuhkan dollar, silakan mendatangi bank yang memiliki kurs jual paling rendah. Sebut saja Bank Mandiri yang melepas dollar di harga Rp 11.297, Bukopin di posisi Rp 11.300, dan Bank Panin di harga Rp 11.370 per dollar (harga per 26 Agustus 2013).

Direktur Treasury dan Manajemen Aset Bank Mandiri, Royke Tumilar, mengatakan pelemahan rupiah terhadap dollar menaikkan jual-beli valas. Kini rata-rata transaksi valas mencapai 5 miliar-6 miliar dollar AS per bulan. "Saat ini transaksi jual dan beli seimbang," ujarnya, kemarin.

Royke bilang, sebagian besar nasabah yang bertransaksi valas adalah nasabah korporasi. Sementara transaksi nasabah ritel hanya 10 persen-20 persen dari total transaksi.

Menurut Head of Sales Bank OCBC NISP, Novel Luciana, mayoritas pembeli dollar di bank adalah importir. Sementara nasabah ritel banyak melakukan aktivitas jual dollar untuk merealisasikan keuntungan dari pelemahan nilai tukar. "Tetapi jumlahnya tidak banyak," ujarnya. (Emma Ratna Fury, Benediktus Krisna Yogatama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Tarik Tunai dengan QRIS

Cara Tarik Tunai dengan QRIS

Work Smart
Bantu Organisasi Makin Efisien di Era Digital, Platform Digital SoFund Kembangkan Fitur Andal

Bantu Organisasi Makin Efisien di Era Digital, Platform Digital SoFund Kembangkan Fitur Andal

Whats New
Bank Jago Angkat Supranoto Prajogo jadi Direktur

Bank Jago Angkat Supranoto Prajogo jadi Direktur

Whats New
Citi Indonesia 'Ramal' The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan hingga Satu Persen Sepanjang 2024

Citi Indonesia "Ramal" The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan hingga Satu Persen Sepanjang 2024

Whats New
Gandeng UGM, Kementan Berikan Bantuan Benih Padi Varietas Gamagora 7 di Sisipan Lahan Perkebunan

Gandeng UGM, Kementan Berikan Bantuan Benih Padi Varietas Gamagora 7 di Sisipan Lahan Perkebunan

Whats New
Tips Hindari Pembobolan Rekening lewat Nomor HP yang Sudah Hangus

Tips Hindari Pembobolan Rekening lewat Nomor HP yang Sudah Hangus

Whats New
Bersama Kementerian BUMN, Bank Mandiri Gelar Program Mandiri Sahabat Desa di Morowali

Bersama Kementerian BUMN, Bank Mandiri Gelar Program Mandiri Sahabat Desa di Morowali

Whats New
Sambangi Paris, Erick Thohir Bertemu Presiden Perancis dan Presiden FIFA

Sambangi Paris, Erick Thohir Bertemu Presiden Perancis dan Presiden FIFA

Whats New
Buka Kantor Baru, Sucofindo Sasar Pasar Perusahaan Tambang di Sulteng

Buka Kantor Baru, Sucofindo Sasar Pasar Perusahaan Tambang di Sulteng

Whats New
Anak Usaha Pertamina Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Usia 35 Tahun Bisa Daftar

Anak Usaha Pertamina Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Usia 35 Tahun Bisa Daftar

Work Smart
Garuda Indonesia Angkat Mantan KSAU Fadjar Prasetyo Jadi Komisaris Utama

Garuda Indonesia Angkat Mantan KSAU Fadjar Prasetyo Jadi Komisaris Utama

Whats New
Bertemu Dubes Persatuan Emirat Arab, Menaker Ida Bahas Tindak Lanjut Kerja Sama Penempatan PMI

Bertemu Dubes Persatuan Emirat Arab, Menaker Ida Bahas Tindak Lanjut Kerja Sama Penempatan PMI

Whats New
Temui Dubes Libya, Menaker Ida Harap Inisiasi Kerja Sama Ketenagakerjaan Indonesia-Libya Segera Terwujud

Temui Dubes Libya, Menaker Ida Harap Inisiasi Kerja Sama Ketenagakerjaan Indonesia-Libya Segera Terwujud

Whats New
Contoh Surat Jual Beli Tanah Bermeterai

Contoh Surat Jual Beli Tanah Bermeterai

Whats New
Apa Itu Agen: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Bedanya dengan Distributor

Apa Itu Agen: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Bedanya dengan Distributor

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com