Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Tetap Sulit Penuhi Tuntutan Buruh Rp 3,7 Juta

Kompas.com - 04/09/2013, 18:46 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Berulang kali aksi demo buruh digelar guna menuntut upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta sebesar Rp 3,7 juta pada 2014, toh kalangan pengusaha tetap bersikap bulat, yaitu keberatan.

Setelah sebelumnya suara pengusaha diwakili Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), kini penolakan atas tuntutan juga disampaikan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

"Sikap Kadin sama dengan Apindo, saya kan Wakil Ketua Apindo," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Tenaga Kerja, Benny Soetrisno, kepada Kompas.com, saat ditemui di kantor Kadin, Jakarta, Rabu (4/9/2013).

Benny yang juga merangkap jabatan sebagai Wakil Ketua Apindo tidak mau berpanjang lebar untuk berkomentar soal tuntutan buruh. "Sikap kita sama, sama Pak Sofjan," imbuhnya.

Ditemui di kantornya di bilangan Kuningan, Jakarta, Selasa (20/8/2013) lalu, Sofjan Wanandi mengatakan, pengusaha sulit mengabulkan tuntutan buruh.

"Saya pikir pengusaha pasti tidak bisa. Buruh boleh minta gaji berapa saja. Tapi kalau kenyataannya kita enggak bisa memenuhi, silakan cari kerjaan di tempat lain," ujarnya.

Sofjan mencontohkan, pemutusan hubungan kerja dilakukan empat perusahaan asal Korea Selatan yang beroperasi di Cakung, Jakarta Timur, cukup membuktikan bahwa industri manufaktur tak sebesar yang dibayangkan buruh.

Margin keuntungan industri garmen cukup minim sehingga pengusaha akan mempertimbangkan pindah jika ditekan dengan permintaan upah tinggi. Tipikal perusahaan asing, ujar Sofjan, sekali keluar dari suatu negara tidak akan kembali lagi, dan memilih luar negeri yang jauh lebih kompetitif.

Sebagai informasi, aksi demo buruh menuntut kenaikan UMP sebesar 50 persen menjadi Rp 3,7 juta pada 2014 terakhir terjadi pada Selasa (3/9/2013). Pada hari itu, sekitar 2.000 buruh mengepung kantor Jokowi-Basuki, kantor Balaikota DKI Jakarta, di Merdeka Selatan, Jakarta. Oleh pihak yang sama, aksi serupa akan kembali digelar pada Kamis (5/9/2013).

Tuntutannya masih sama dengan aksi-aksi sebelumnya. Dari keterangan tertulis yang dikirim ke redaksi Kompas.com, diketahui rencananya sebanyak 30.000 buruh akan berada di Bundaran Hotel Indonesia sekira pukul 10.00 WIB.

Dari situ, massa akan bergerak ke Istana Negara dan kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara untuk selanjutnya bergerak ke dua titik, kantor Kementerian Kesehatan dan kantor PT Jamsostek. Massa akan mengakhiri aksinya di kantor Kemenakertrans.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com