"Kami perkirakan BI Rate masih akan naik 25 basis poin sehingga tahun 2013 akan mencapai 7,5 persen," kata Fauzi saat ditemui di Seminar HUT LPS di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (23/9/2013).
Fauzi menyatakan, dengan menaikkan BI Rate maka akan menekan pertumbuhan ekonomi sehingga dapat mengurangi impor. Dengan demikian, sambung Fauzi, akan memperbaiki defisit transaksi berjalan yang cukup besar pada kuartal II tahun 2013.
"Sekarang kita lihat neraca transaksi berjalan Indonesia masih defisit, salah satu cara memperkecil itu adalah dengan naikkan suku bunga agar pertumbuhan ekonomi rendah dan impor juga rendah," ujar Fauzi.
Defisit transaksi berjalan, kata Fauzi, seharusnya memang didanai dengan Foreign Direct Investmen (FDI) atau penanaman modal asing, namun ia menilai FDI tidak cukup untuk mengatasi defisit yang terjadi di kuartal II 2013 karena sebagian besar investasi tersebut tidak berorientasi ekspor.
"FDI yang datang bukan merupakan ekspor oriented sehingga bukan sebagai solusi," ungkap Fauzi.
Lebih lanjut, Fauzi menyatakan dengan kenaikan BI Rate hingga mencapai 7,5 persen maka jumlah defisit transaksi berjalan hingga akhir tahun akan berkurang menjadi 26 miliar dollar AS.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.