Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sentimen Domestik dan Regional Masih Menekan Rupiah

Kompas.com - 25/11/2013, 08:24 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Laju nilai tukar rupiah masih dalam tren melemah sepanjang sepekan lalu. Memasuki pekan ini, Senin (25/11/2013), tekanan diproyeksikan masih melingkupi laju mata uang garuda.

Pekan lalu menjelang rapat Federal Open Market Committe (FOMC) di Amerika Serikat, laju rupiah semakin terperosok ke zona pelemahan berbanding terbalik dengan kondisi bursa saham yang sempat menghijau. Kondisi itu pun berbanding terbalik dengan sentimen positif dari dipertahankannya peringkat utang Indonesia di level BBB dari oleh Fitch Rating.

Pelemahan rupiah pun ibarat ketinggalan kereta laju dollar Australia dan rupee India yang mulai menguat menanggapi sentimen positif dari berita reformasi keuangan ekonomi China dan spekulasi Janet Yellen akan tetap mempertahankan stimulus bila memimpin The Fed.

Rupiah sempat menguat tipis meski terdapat sentimen negatif dari lembaga pemeringkat global OECD yang memangkas proyeksi pertumbuhan global negara-negara emerging market dan menjelang rapat FOMC.

Di sisi lain, penguatan euro terhadap dollar AS dan yen setelah Bank Sentral Eropa bersikap hati-hati terhadap penerapan low and negative interest rates cukup berimbas positif secara tidak langsung pada rupiah.

Namun, menurut Riset Trust Securities, pelemahan nilai mata uang yen pun menghadang penguatan rupiah. Laju nilai tukar rupiah yang sempat mengalami kenaikan kembali tertahan seiring sikap "tunggu dan lihat" atas hasil pertemuan FOMC.

Padahal, di sisi lain, laju dari dollar AS sedang berada di bawah laju nilai tukar euro, menyusul pernyataan The Fed yang akan tetap mempertahankan suku bunga rendahnya meski stimulus dikurangi.

Selain itu, rupiah juga tidak bergeming terhadap berita positif dari China di mana nilai yuan naik seiring langkah Bank Sentral China (PBOC) yang akan menguatkan penetapan harian atas nilai yuan dan akan menguraikan rencana pelonggaran pengawasan valas.

Rupiah diperkirakan masih di atas target support Rp 11.738 per dollar AS. Riset Trust Securities memerkirakan rupiah akan berada di rentang Rp 11.727-11.685 dalam kurs tengah Bank Indonesia pada awal pekan ini dan sepanjang pekan akan menempati kisaran kurs Rp 11.725-11.596 dalam kurs tengah BI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com