Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Rasa Gitar Indonesia

Kompas.com - 09/02/2014, 22:02 WIB

KOMPAS.com - Sejak ribuan tahun lalu, gitar menjadi alat musik paling digandrungi di dunia. Tak puas sekadar sebagai konsumen, Indonesia mampu mengukuhkan posisi sebagai produsen gitar yang cukup diperhitungkan di pasar dunia. Gitar-gitar produksi lokal itu semakin mendunia dalam petikan para gitaris dunia.

Lihatlah produksi gitar dari Bandung yang dilabeli merek Lapstik dan laris terjual dari pusat penjualan di Belanda. Gitar Lapstik yang juga dijuluki sebagai gitar traveling ini memang lain daripada yang lain. Berukuran hanya separuh atau maksimal tiga perempat dibandingkan dengan ukuran normal sehingga sangat ringan.

Gitar Lapstik begitu digandrungi dan dijual di hampir semua benua karena praktis. Ia begitu mudah disimpan di balik jaket. Gitar mungil ini semakin menarik karena dilengkapi dengan energi baterai sehingga bisa langsung disambung ke headphone.

Di perjalanan, pemiliknya bisa memetik gitar Lapstik dengan suara yang dialirkan ke headphone dan dijamin tak akan mengganggu teman seperjalanan. Berlatih musik sambil mengisi waktu luang dalam sebuah perjalanan pun menjadi mudah dan menyenangkan.

Tak seorang pun bakal mengira bahwa gitar secantik itu ternyata buatan tangan anak negeri. Produsennya adalah Muhammad Satrianugraha (32), yang akrab disapa Hanung. Pesanan gitar bermerek Lapstik mendatangi Hanung pada 2002 ketika ia masih mahasiswa dan baru merintis usaha sebagai pembuat gitar.

Pesanan dari Belanda itu datang secara online dengan menyertakan gambar gitar mungil. Begitu menyelesaikan pesanan sesuai gambar, Hanung mengirim gitar buatannya tanpa uang muka sama sekali. ”Karena unik, saya bikin. Ikhlas saja seandainya tak dibayar,” kata Hanung.

Jeda 40 hari tanpa kabar, tiba-tiba produsen dari Belanda itu kembali memesan 250 gitar traveling. Tak langsung sanggup, Hanung meminta temu muka dengan perwakilan Lapstik sebelum kembali memproduksi gitar.

Di luar dugaan, Lapstik lantas mengirim Phil Neal, ahli servis gitar dari gitaris rock berkebangsaan Inggris, Jeff Beck, dan gitaris Jimmy Page dari kelompok musik rock Led Zeppelin, yang kemudian tinggal selama 40 hari di bengkel kerja Hanung di Kota Bandung.

Dari permintaan awal yang hanya satu biji kemudian 250 biji itulah, gitar Lapstik terus diproduksi oleh Hanung hingga kini. Permintaan gitar Lapstik terus mengalir dengan produksi yang berkesinambungan.

”Gitar traveling meledak di Eropa. Saya menjaga kejujuran dan kepercayaan dengan hanya menjual gitar Lapstik kepada mereka. Saya enggak akan jual serupa ke mana pun dengan nama lain. Kuncinya ada pada kejujuran dan kualitas,” kata Hanung.

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN Muhammad Satrianugraha, pendiri dan pemilik industri gitar Stranough Guitar Technology di Bandung.

Desain personal

Hanung tak puas hanya mengerjakan pesanan orang. Ia kemudian membangun perusahaan gitar Stranough. Tak hanya memproduksi gitar dan aksesorinya, Stranough juga membuka sekolah pembuatan gitar, kursus gitar, rekam medis gitar, hingga konsultasi gratis perbaikan gitar.

Salah satu produk gitar Stranough diberi merek The Tripper yang telah dipatenkan. Meskipun sama-sama gitar traveling, The Tripper sama sekali berbeda jika dibandingkan Lapstik. Mereka berbeda mulai dari desain, suku cadang, hingga konstruksi.

The Tripper dibuat dengan skala normal. Alat buat nyetem tidak lagi diletakkan di bagian kepala gitar, tetapi di bagian body. Akibatnya, gitar buat jalan-jalan ini tampil unik seperti buntung di bagian kepala. Dengan desain ini, The Tripper lebih ringkas dan mudah dibawa.

Selain The Tripper, Stranough juga fokus pada produksi gitar custom-made yang dibuat sesuai permintaan pelanggan. Dengan desain personal, semua gitar custom-made ini tampil unik. ”Saya enggak pernah main di model standar,” tambah Hanung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com