Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politik Sambal

Kompas.com - 04/04/2014, 08:15 WIB

KOMPAS.com - DI tengah riuh debat soal kinerja ekspor Indonesia, cabai olahan atau sambal mencuri perhatian. Tahun 2013, Indonesia mengekspor 350 ton sambal. Angka itu meningkat 197 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Tujuan utama ekspor sambal adalah Arab Saudi, Malaysia, Jepang, dan Singapura. Di negara-negara itu, sebagian dari 6,5 juta tenaga kerja Indonesia mengadu nasib. Preferensi masyarakat Indonesia terhadap sambal rupanya terbawa oleh mereka yang bekerja di luar negeri.

Di dalam negeri, harga sambal pecel, misalnya, mencapai Rp 50.000 per kilogram (kg). Dari angka itu, ekspor sambal meraup devisa 1,6 juta dollar AS atau setara Rp 17,5 miliar.

Jika dibandingkan dengan angka ekspor nonminyak bumi dan gas (migas) tahun 2013 sebanyak 149,93 miliar dollar AS, nilai ekspor sambal itu sangat kecil. Meski demikian, sambal yang sebelumnya hanya menjadi penyedap makanan orang Indonesia ternyata bisa mendatangkan devisa.

Melihat peningkatan pertumbuhan ekspor yang fantastis, sambal bisa menjadi model untuk produk lain. Data Kementerian Perdagangan menunjukkan, sambal pecel dan beberapa jenis makanan olahan lainnya juga mulai digemari warga New York, Amerika Serikat. Indonesia bahkan menjadi tren makanan khas sejak 2013. Selain sambal pecel, ada juga gulai, nasi goreng, dan minuman olahan dari kopi dan kakao yang mulai digemari warga New York. Ini seiring dengan pergeseran selera para penggemar makanan di sana ke menu makanan Asia.

Pangsa pasar makanan khas di AS sangat besar, mencapai 90 miliar dollar AS. Indonesia baru mendapatkan devisa 70 juta dollar AS dari ekspor produk makanan olahan ke AS. Melihat pergeseran selera para penggemar makanan di sana, Indonesia bisa mengambil kesempatan itu.

Di luar AS, pangsa pasar makanan olahan juga terbuka lebar. Sejumlah negara Timur Tengah, Tiongkok, dan Pakistan mulai menyerap produk makanan olahan Indonesia. Ekspor produk makanan dan minuman olahan tahun 2013 mencapai 5 miliar dollar AS. Tahun ini, ekspor makanan dan minuman olahan diperkirakan bisa menembus 5,6 miliar dollar AS.

Diversifikasi dan peningkatan ekspor makanan olahan mutlak diperlukan. Sektor itu mendapat pasokan produk ekspor dari usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) sekitar 30 persen. Sektor UMKM merupakan motor penggerak perekonomian masyarakat kelas bawah. Namun, diversifikasi juga perlu dilakukan karena ternyata neraca perdagangan makanan dan minuman olahan masih defisit 1,21 miliar dollar AS pada tahun 2013. Indonesia mengalami defisit perdagangan makanan dan minuman olahan antara lain dengan Tiongkok 315, 8 juta dollar AS, Thailand 581,7 juta dollar AS, dan AS 186,6 juta dollar AS. (Agustinus Handoko)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investor Terus Bertambah, Bappebti Bareng Industri Kawal Ekosistem Aset Kripto

Investor Terus Bertambah, Bappebti Bareng Industri Kawal Ekosistem Aset Kripto

Whats New
Catat, Ini Rincian Batas Minimal Nilai UTBK untuk Daftar PKN STAN 2024

Catat, Ini Rincian Batas Minimal Nilai UTBK untuk Daftar PKN STAN 2024

Whats New
Pemerintah Temukan SPBE Kurang Isi Tabung Elpiji 3 Kg, Ini Tanggapan Pertamina

Pemerintah Temukan SPBE Kurang Isi Tabung Elpiji 3 Kg, Ini Tanggapan Pertamina

Whats New
Pemerintah Bayar Kompensasi Listrik ke PLN Rp 17,8 Triliun

Pemerintah Bayar Kompensasi Listrik ke PLN Rp 17,8 Triliun

Whats New
Lowongan Kerja Adaro Energy untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Adaro Energy untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Allianz Utama Kumpulkan Premi Bruto Rp 803,52 Miliar Sepanjang 2023

Allianz Utama Kumpulkan Premi Bruto Rp 803,52 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Hampir 70 Persen Gen Z Memilih Jadi Pekerja Lepas, Apa Alasannya?

Hampir 70 Persen Gen Z Memilih Jadi Pekerja Lepas, Apa Alasannya?

Whats New
Tingkatkan Peluang Ekspor UKM, Enablr.ID Jadi Mitra Alibaba.com

Tingkatkan Peluang Ekspor UKM, Enablr.ID Jadi Mitra Alibaba.com

Whats New
Praktik Curang Kurangi Isi Elpiji 3 Kg Rugikan Masyarakat Rp 18,7 Miliar Per Tahun

Praktik Curang Kurangi Isi Elpiji 3 Kg Rugikan Masyarakat Rp 18,7 Miliar Per Tahun

Whats New
Pertagas Gelar Pelatihan untuk Dorong Peningkatan Ekonomi Masyarakat Penyangga IKN

Pertagas Gelar Pelatihan untuk Dorong Peningkatan Ekonomi Masyarakat Penyangga IKN

Whats New
PLN EPI dan Universitas Telkom Kembangkan Teknologi 'Blockchain'

PLN EPI dan Universitas Telkom Kembangkan Teknologi "Blockchain"

Whats New
Mendag Ungkap Temuan 11 Pangkalan Gas Kurangi Isi Elpiji 3 Kg di Jakarta hingga Cimahi

Mendag Ungkap Temuan 11 Pangkalan Gas Kurangi Isi Elpiji 3 Kg di Jakarta hingga Cimahi

Whats New
Dorong UMKM Naik Kelas, Kementerian BUMN Gelar Festival Jelajah Kuliner Nusantara

Dorong UMKM Naik Kelas, Kementerian BUMN Gelar Festival Jelajah Kuliner Nusantara

Whats New
Dorong Implementasi Energi Berkelanjutan, ITDC Nusantara Utilitas Gandeng Jasa Tirta Energi

Dorong Implementasi Energi Berkelanjutan, ITDC Nusantara Utilitas Gandeng Jasa Tirta Energi

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com