Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Morgan Stanley: Reaksi Pasar Akan Positif jika Harga BBM Naik Saat Ini

Kompas.com - 01/09/2014, 09:01 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Subsidi bahan bakar minyak (BBM) menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini ketika presiden terpilih Joko Widodo meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengurangi subsidi sebelum masa pemerintahannya berakhir.

Menanggapi isu tersebut, Morgan Stanley baru-baru ini merilis laporan mengenai reaksi pasar terhadap kemungkinan kenaikan harga BBM. Hozefa Topiwalla dan Aarti Shah dari Morgan Stanley Asia, Singapura, dalam laporan berjudul "Indonesia–Strategy, Fuel Price Hike: Team Jokowi vs The Fed" menyatakan, pasar akan bereaksi positif apabila subsidi BBM dikurangi ketika kondisi pendanaan asing sedang ramah seperti saat ini.  Morgan Stanley menilai, penurunan yield obligasi 10 tahun Amerika Serikat, dari sekitar 3 persen pada Desember 2013 menjadi 2,4 persen saat ini, merupakan kondisi yang ramah bagi dana asing.

"Kami percaya, kalau pemerintah berhasil menaikkan harga BBM sebelum yield obligasi 10 tahun Amerika Serikat kembali naik, hal tersebut akan mengurangi tekanan makro saat ini," tulis riset Morgan Stanley, yang diterima Kompas.com, Minggu (31/8/2014).

Di sisi lain, apabila pemerintah gagal untuk menaikkan harga BBM sebelum The Fed berubah haluan terhadap kebijakan suku bunga, maka, seperti disebut dalam laporan tersebut, pasar Indonesia akan bereaksi negatif. "Para investor sepertinya akan fokus pada dampak jangka pendek terhadap keuntungan korporasi dari kebijakan kenaikan harga BBM," lanjut Hozefa-Aarti.

Laporan itu menyebutkan, kenaikan harga BBM merupakan satu langkah sederhana, tetapi penting dan dibutuhkan segera untuk menjawab berbagai kelemahan makro Indonesia. Morgan Stanley mencontohkan kelemahan makro tersebut ada pada defisit ganda dan ketatnya likuiditas domestik. Pemerintahan di bawah Jokowi-JK dinilai mengerti bahwa BBM perlu dinaikkan selama empat tahun. "Pertanyaannya sekarang bukan lagi 'apabila', melainkan 'kapan' dan 'berapa banyak?'" sebutnya.

Ekonom Morgan Stanley, Deyi Tan, dalam laporannya telah memprediksi kemungkinan Indonesia dapat menaikkan harga BBM. Pertama, pada akhir September 2014 ketika DPR meloloskan RAPBN 2015. Kedua, pada Januari 2015, ketika APBN 2015 dapat direvisi saat sudah berlaku.

Laporan tersebut juga menunjukkan, defisit neraca migas akan membaik apabila kenaikan harga cukup signifikan. Oleh karena itu, Hozefa-Aarti optimistis, kenaikan harga akan memberikan dampak nyata terhadap defisit neraca migas apabila kenaikan lebih besar dari 30 persen.

Baca juga: Masyarakat Indonesia, Siap-siap Diterjang Kenaikan Harga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com