Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Fed Pertahankan Kebijakan, Dow Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah

Kompas.com - 18/09/2014, 07:25 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com -
Indeks Dow di Wall Street ditutup di rekor tertinggi pada Rabu (17/9/2014) waktu setempat (Kamis pagi WIB), setelah Federal Reserve AS menegaskan bahwa pihaknya  tetap mempertahankan kebijakan tingkat suku bunga mendekati nol.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 24,88 poin (0,15 persen) menjadi 17.156,85. Posisi ini memecahkan rekor sebelumnya sekitar 18 poin.

Indeks berbasis lebih luas S&P 500 bertambah 2,59 poin (0,13 persen) ke posisi 2.001,57, sementara Indeks komposit teknologi Nasdaq menguat 9,43 poin (0,21 persen) menjadi 4.562,19.

Dow sempat melesat ke level 17.221,11 setelah pernyataan Fed pada pukul 18.00 GMT, yang menyatakan setiap kenaikan suku bunga akan terjadi hanya pada "waktu yang memungkinkan" setelah program stimulus pembelian obligasi berakhir pada Oktober.

Sebelumnya, para analis mengamati, apakah Fed akan meningkatkan ekspektasinya untuk waktu kenaikan suku bunga.

Ekuitas-ekuitas AS memberikan kembali sebagian dari keuntungan mereka pada setengah jam terakhir perdagangan.

Indeks Dow juga terangkat oleh desakan dari aktivis investor Trian Partners untuk memisahkan perusahaan kimia dan benih pertanian DuPont menjadi dua perusahaan.

DuPont berakhir 5,2 persen lebih tinggi, sejauh ini kenaikan terbesar dalam 30-saham indeks saham unggulan (blue-chip).

Raksasa pengiriman paket FedEx naik 3,3 persen karena laba kuartal fiskal pertama 2,10 dollar AS per saham mengalahkan ekspektasi analis sebesar 14 sen.

Saham United States Steel melonjak 10,1 persen setelah mengumumkan bahwa pihaknya menangguhkan rencana untuk perluasan pabrik yang mahal di AS yang akan memiliki biaya sekitar 800 juta dollar AS. Perusahaan juga mengatakan anak perusahaannya di Kanada telah mengajukan bantuan dari para kreditor.

Rackspace Hosting, yang menyediakan layanan cloud computing, jatuh 17,7 persen setelah mengumumkan bahwa mereka akan tetap independen dan tidak akan berusaha untuk menjual dirinya sendiri. Perusahaan juga mengesampingkan pembelian kembali saham, menyimpulkan bahwa pihaknya akan "mempertahankan fleksibilitas" untuk memastikan perusahaan membuat investasi yang cukup untuk tumbuh.

Jaringan toko Family Dollar berakhir 0,1 persen lebih rendah setelah mendesak para pemegang saham untuk menolak tawaran pengambilalihan yang tidak diminta dari Dollar General, menyebutnya tawaran "ilusi" karena tidak dapat dieksekusi karena kekhawatiran antitrust. Family Dollar mendesak pemegang saham untuk menyetujui tawaran bersaing dari Dollar Tree.

Dollar General turun 0,4 persen, sementara Dollar Tree naik 0,8 persen.

Harga obligasi jatuh. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun pemerintah AS naik menjadi 2,60 persen dari 2,59 persen pada Selasa, sementara pada obligasi 30-tahun naik menjadi 3,36 persen dari 3,35 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com