"Nanti kami pikirkan, apakah juga bisa untuk luar Jabodetabek," ujar Direktur PT KAI Ignatius Jonan, di Stasiun Besar Bogor, Rabu (1/10/2014). Dia mengatakan sistem ini akan memudahkan para pengguna parkir di stasiun.
Jonan berpendapat sistem e-parking lebih efektif diterapkan di stasiun yang menjadi feeder, bukan stasiun kecil. "Saat ini 23 stasiun (sudah menggunakannya). Itu pun kami seleksi. Nanti bertahap, paling memungkinkan di Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta," ujarnya.
Menurut Jonan, saat ini nilai transaksi nontunai di PT KAI mencapai Rp 5 miliar hingga Rp 7 miliar. Jumlah ini, sebut dia, masih kecil dibandingkan nilai total transaksi tunai di PT KAI, baru di kisaran 30 persen.
Gerakan nontunai
Jonan mengakui, agak sulit menaikkan nilai transaksi nontunai ini hingga ke kisaran 60 persen. Dia beralasan, 40 persen angkutan yang difasilitasi PT KAI merupakan angkutan barang. "Tapi (transaksi nontunai) untuk penumpang sudah sampai 70 persen," ujar dia.
Selain memberikan kemudahan bagi para pengguna parkir di stasiun, Jonan menyatakan penerapan sistem parkir elektronik ini juga merupakan bentuk dukungan PT KAI atas gerakan nontunai yang dicanangkan pemerintah pada Agustus lalu.
Saat peluncuran sistem e-parking di Stasiun Besar Bogor, Jonan mengatakan aplikasi sistem e-parking menjadi salah satu upaya untuk menurunkan sirkulasi uang tunai. (Baca: Parkir Elektronik Sudah Berlaku di 23 Stasiun Kereta di Jabodetabek)
"Bayangkan, di Stasiun Besar Bogor ini, setiap hari ada 6.000 hingga 7.000 sepeda motor yang parkir dan mobil mencapai 1.500. Kalau pakai uang tunai, ngantrinya bisa setengah jam, karena petugas harus mengembalikan uang kembalian," ujar Jonan, Rabu (1/10/2014).
Jonan menjelaskan, sistem e-parking ini memanfaatkan kartu Flazz dari BCA, TapCash dari BNI, dan e-money dari Bank Mandiri. Sistem tersebut, lanjut dia, memungkinkan arus pergerakan pengguna stasiun semakin lancar saat akan keluar dari lokasi parkir. "Apalagi, dalam sehari Stasiun Bogor jumlah penumpangnya bisa mencapai 100.000 hingga 120.000," katanya.
(Soewidia Henaldi/Hertanto Soebijoto)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.