Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga BBM Naik, Indonesia Bakal Keluar dari "Fragile Five"

Kompas.com - 18/11/2014, 12:12 WIB

Sementara pengamat asing menilai, kebijakan yang diambil Jokowi cukup berani dan akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia. "Hal ini akan menjadi hal positif bagi ekonomi Indonesia yang belakangan melambat. Kebijakan ini juga akan memperbaiki kondisi defisit fiskal Indonesia dan memberikan pemerintah ruang untuk fokus pada pengembangan pembangunan," papar Kunal Kujar Kundi, ekonom Socite Generale, kepada CNBC.  

Seperti yang diketahui, pada tahun lalu, Indonesia masuk ke dalam kategori fragile five, yakni negara yang akan terkena dampak paling besar dari penghentian program quantitative easing The Fed dan kenaikan suku bunga AS.

Besarnya defisit neraca perdagangan itu menyebabkan posisi lima negara tersebut sangat rentan jika sewaktu-waktu terjadi arus dana keluar dan pengetatan likuiditas. Nah, subsidi BBM menjadi faktor utama terjadinya defisit yang berada di level 4,3 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada kuartal kedua.

"Secara artifisial, rendahnya harga BBM menyebabkan konsumsi BBM yang tidak efisien. Hal ini memberikan Indonesia status sebagai negara pengimpor minyak. Ini menekan neraca perdagangan Indonesia," tulis CIMB.

Kundu mengestimasi, kenaikan harga BBM akan memotong anggaran subsidi minyak sekitar 7,5 miliar dollar AS pada 2015 dari sekitar 22,6 miliar dollar AS sebelum harga BBM dinaikkan.

Kundu juga menambahkan, kenaikan harga minyak dunia juga akan membantu menekan defisit karena akan menghemat pengeluaran Indonesia dengan total mencapai 11 miliar dollar AS. Sebagai perbandingan, defisit neraca perdagangan kuartal kedua lalu mencapai 9,1 miliar dollar AS.

"Penurunan harga minyak dunia yang terjadi beberapa waktu terakhir menyebabkan isu pemangkasan subsidi sempat memudar. Namun, fakta bahwa Jokowi masih tetap melakukan pemangkasan nilai subsidi BBM menandakan bahwa dirinya benar-benar serius melakukan reformasi ekonomi meskipun kebijakan ini membuat dirinya tidak populer," jelas Gareth Leather, ekonom Capital Economics, seperti yang dikutip dari CNBC.

Para analis asing itu sepakat bahwa kenaikan harga BBM subsidi dan inflasi nantinya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Sebab, subsidi BBM selama ini lebih dinikmati oleh warga menengah atas yang menggunakan kendaraan pribadi dibanding warga miskin yang sangat tergantung dengan transportasi publik.

"Jika penghematan dana dari pemangkasan subsidi digunakan untuk penggunaan yang baik, seperti pembangunan infrastruktur, maka pemangkasan subsidi ini akan menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi Indonesia jangka panjang," urai Leather.

Jokowi sendiri berjanji akan menggunakan dana hasil penghematan anggaran tersebut untuk membiayai program produktif. Misalnya, proyek infrastruktur, pendidikan, hingga pengembangan transportasi massal. Tahun ini, sebagian penghematan anggaran terpakai untuk pemberian kompensasi ke keluarga miskin. Soalnya, keluarga miskin yang akan merasakan efek paling besar atas kenaikan BBM.

Menurut Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, pemerintah sudah membagikan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) ke masyarakat miskin. Khusus KKS, disalurkan kepada 15,6 juta keluarga miskin dan hampir miskin. "Mulai besok (hari ini) hingga 2 Desember, mereka bisa mencairkan dana di Kantor Pos," ujar Khofifah. Nilainya Rp 200.000 per bulan per rumah tangga selama delapan bulan.

Toh, palu sudah dijatuhkan Jokowi, kendati masih banyak persoalan yang belum jelas dan terang. Misalnya, belum ada perlindungan warga menengah berpenghasilan pas-pasan dan tak masuk target penerima kartu-kartu sakti itu. Belum lagi, rencana konversi energi juga tak terdengar lagi. (Asep Munazat Zatnika, Barratut Taqiyyah, Fahriyadi, Margareta Engge Kharismawati)

Baca juga: Ini Perbandingan Harga BBM Indonesia dengan ASEAN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com