Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siap-siap, Tahun Depan Harga-harga Bakal Serba Naik

Kompas.com - 17/12/2014, 08:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak lama lagi, kalender tahun 2014 akan kita  tutup dan berganti tahun 2015. Anda boleh merayakan pesta tahun baru. Tapi, setelah itu, jangan terlalu berharap banyak kesejahteraan Anda di tahun depan akan lebih baik dari tahun ini.      

Yang terjadi justru bisa sebaliknya. Sebab, pemerintah telah menyiapkan sejumlah kebijakan yang siap menambah beban pengeluaran masyarakat. Bebijakan ini bahkan berpotensi menyebabkan kenaikan inflasi.

Ada beberapa kebijakan pemerintah tahun depan yang berpotensi mengerek inflasi. Dalam paparan kajian ekonomi tahun 2015 oleh Bank Indonesia (BI) disebutkan, pertama, pemerintah akan menaikkan tarif listrik (tarif adjustment)  untuk golongan rumah tangga dan industri.

Kedua, tarif pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) akan naik. Ketiga, kenaikan tarif kereta ekonomi. Terakhir, kenaikan harga gas elpiji ukuran 3 kg.   

Jika kebijakan ini diambil pemerintah, target inflasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2015 sebesar 4 persen plus minus 1 pesen berpotensi melonjak. Apalagi, jika pemerintah menaikkan tarif listrik untuk golongan  450 VA-900 VA serta menaikkan harga gas elpiji 3 kg. Sebab, kedua kebijakan tersebut akan menambah inflasi 2,12 persen.

Sayang, Direktur Utama PLN Nur Pamudji enggan menjelaskan rencana kenaikan tarif listrik itu. Menurut dia, kebijakan itu tergantung keputusan pemerintah. "PLN tak bisa menentukan tarif sendiri," ujarnya, diplomatis.   

Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Doddy Arifianto menghitung, dengan kebijakan tersebur, inflasi tahun depan bisa mencapai 7,2 persen. "Itu sudah termasuk dampak depresiasi rupiah terhadap dollar Amerika," ujar Doddy. Kalkulasi dia, jika pelemahan rupiah berlanjut hingga 10 persen akan menambah inflasi 0,5 persen.

Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) Agustinus Prasetyantoko menilai, pemerintah memang sulit menjaga target inflasi 4,4 persen-5 persen. Hitungan dia, inflasi 2015 5,6 persen-6 persen. Sebab, di awal tahun, masih ada efek kenaikan harga BBM.

Di tengah banyak tekanan,  pemerintah sudah seharusnya bijak dengan tidak mengeksekusi kebijakan itu. Sebab, kebijakan itu jelas akan memukul daya beli masyarakat, utamanya golongan bawah Apalagi, ancaman ekonomi  Indonesia tahun depan juga  datang dari ekternal, yakni pelambatan ekonomi global. Sudah seharusnya stimulus justru diberikan. (Asep Munazat Zatnika, Margareta Engge Kharismawati)  

baca juga: Masyarakat Indonesia, Siap-siap Diterjang Kenaikan Harga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com