Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Apel Berbakteri Harus Jadi Momentum untuk Uji Buah Impor

Kompas.com - 26/01/2015, 13:57 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Di AS, selain kasus kematian, belasan ibu hamil juga terdeteksi sakit setelah mengonsumsi apel dan produk olahan menggunakan apel itu. ”Kami tidak memiliki kewenangan terkait izin dan peredaran apel berbakteri. Semua urusan buah dan sayur segar bukan kewenangan BPOM melainkan Kementerian Pertanian. Kewenangan BPOM ada pada pangan olahan,” ujar Roy.

Roy mengimbau masyarakat yang telanjur membeli apel dua merek itu segera memusnahkannya. Bakteri listeria yang ada pada kulit apel bisa bertahan hidup pada suhu lemari pendingin sekitar 5 derajat celsius.

Adapun Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Antarjo Dikin, seperti dikutip juga dari Kompas, menyatakan kewaspadaan tetap ditingkatkan terkait apel impor ini.

Masuknya apel dari jenis yang terkontaminasi dalam skala kecil, misalnya dibawa dari Malaysia dan Singapura, juga diwaspadai. ”Kami juga minta kepada Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKPPD) agar mengecek di pasar,” kata Antarjo.

Antarjo menambahkan, informasi dari Kedutaan Besar AS, produk kedua apel ini yang telah telanjur masuk ke Indonesia, langsung ditarik dari peredaran. ”Thailand dan Filipina pun sudah menarik dan mencekal kedua jenis apel tersebut, yang termasuk hasil produksi tahun 2014,” ujar dia.

Pantauan Kompas pada Minggu malam, kedua apel impor itu tidak dijumpai di sebuah gerai buah segar di Cibubur, Jakarta Timur. Biasanya, setiap minggu stok dua jenis apel itu masing-masing 2-3 dus. Setiap dus berisi sekitar 17 kilogram apel.

”Sudah tiga minggu ini apel merek itu tidak ada. Penyebabnya saya tidak tahu,” kata asisten manajer gerai buah segar tersebut, Zaenal Hadi. Dia juga mengaku tak tahu soal informasi apel berbakteri ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com